TOL TRANS SUMATERA SEBAIKNYA DIBANGUN LANGSUNG PEMERINTAH
TOL TRANS SUMATERA SEBAIKNYA DIBANGUN LANGSUNG PEMERINTAH
Korea International Cooperation Agency (KOICA) merekomendasikan agar pembangunan jalan tol trans Sumatera dilakukan langsung oleh Pemerintah. Selain itu, Pemerintah juga disarankan membentuk badan khusus serupa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membangun tol trans Sumatera tersebut.
Hal tersebut diungkapkan Jo Juan Hang, peneliti dari KOICA dalam workshop Sumatera Toll Road Development Plan di Jakarta, Selasa (23/6). Rekomendasi berupa strategi pembangunan jalan tol di Sumatera tersebut merupakan hasil studi kelayakan yang dilakukan KOICA sejak Juli 2008.
Jo Juan Hang mengatakan, bila pembangunan jalan tol dilakukan langsung Pemerintah, maka biayanya akan lebih murah 30 persen dibandingkan bila dilakukan pihak swasta. Sedangkan untuk dana pembangunannya, Pemerintah bisa dapat dari pinjaman luar negeri atau investasi swasta yang masuk melalui BUMN yang ditunjuk sebagai pembangun tol trans Sumatera.
Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Hermanto Dardak yang turut hadir dalam workshop tersebut mengaku setuju dengan rekomendasi tersebut. Menurutnya bila konstruksi tol trans Sumatera dilakukan oleh Pemerintah maka akan lebih cepat dan lebih murah.
Government mempunyai tingkat kepercayaan dan kredibilitas lebih tinggi dalam upaya mendapatkan sumber dana pembangunan jalan tol, ungkapnya.
Lebih lanjut Hermanto Dardak menuturkan, namun bukan berarti seluruh sumber pendanaan jalan tol Sumatera harus berasal dari anggaran Pemerintah. Investasi swasta tetap terbuka tetapi harus masuk melalui BUMN yang dibentuk Pemerintah.
Melalui pembangunan dengan sistem bundling yang dilakukan government cooperation tersebut maka cross subsidi atau pembagian keuntungan antara ruas yang ramai dengan ruas yang relatif sepi terjadi secara internal di badan khusus tersebut, ujar Dirjen Bina Marga.
Dalam strategi pembangunan jalan tol Sumatera tersebut, KOICA juga merekomendasikan agar jalan tol dibangun dengan sistem koridor yang menghubungkan langsung kota-kota besar di Sumatera seperti koridor Bandar Lampung-Palembang, Palembang-Pekanbaru, Pekanbaru-Medan, Medan Banda Aceh, Palembang-Bengkulu, Pekanbaru-Padang, Medan-Sibolga.
Hal tersebut berbeda dengan rencana pembangunan jalan tol Sumatera yang telah dimiliki Ditjen Bina Marga, dimana jalan tol dibagi dalam sub koridor dan seksi. Dengan sistem tersebut, maka sepanjang tol trans Sumatera akan ada 52 seksi.
Jo Juan Hang menyebutkan, dengan penerapan sistem koridor maka akan menghemat dan membuat nyaman para pemakai jalan sehingga tol akan lebih kompetitif terutama untuk perjalanan jarak jauh. KOICA juga menyarankan agar pembangunan tol dilakukan berdasarkan kebutuhan dan perkembangan kota bersangkutan.
Menurut Jo Juan Hang kota-kota di Sumatera yang mengalami perkembangan pesat dan jadi prioritas pembangunan tol antara lain Pekanbaru, Medan dan Bandar Lampung. Dirjen Bina Marga juga menyetujui mengenai perlu segeranya kota-kota utama di Sumatera dihubungkan dengan jalan tol.
Kemungkinan yang jadi prioritas adalah seperti koridor Medan-Pekanbaru dan Bandar Lampung-Palembang karena memiliki indeks paling tinggi, ucap Hermanto Dardak.
Hermanto Dardak mengatakan, Ditjen Bina Marga akan menindaklanjuti rekomendasi pembangunan jalan tol Sumatera yang diberikan KOICA. Pemerintah akan mengkajinya dan menyesuaikan dengan kebijakan dan regulasi yang ada terkait pembangunan jalan tol di Indonesia. (rnd)
Pusat Komunikasi Publik
230609
Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum
Website: pu.go.id
Facebook: kemenPU
Instagram: kementerianpu
X: kemenPU
TikTok: @kemenpu
Youtube: kemenPU
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat