TEKNIK KEPANTAIAN UNTUK KEBERLANJUTAN PANTAI INDONESIA

TEKNIK KEPANTAIAN UNTUK KEBERLANJUTAN PANTAI INDONESIA

10202 Print

TEKNIK KEPANTAIAN UNTUK KEBERLANJUTAN PANTAI INDONESIA

 

Staf Ahli Menteri PU Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat Eddy A.Djayadiredja, membuka secara resmi Seminar Nasional dan Sarasehan Perkembangan Teknik Pantai di Indonesia Menghadapi Perubahan Iklim di Bali (1/11). Seminar tersebut diselenggarakan oleh Balai Pantai, Pusat Litbang Sumber Daya Air.

 

Sarasehan ini diselenggarakan sebagai upaya kontribusi Kementerian Pekerjaan Umum di bidang pantai terutama tantangan perubahan iklim yang mengubah perilaku gelombang dengan indikasi maraknya bencana tsunami. Dengan tersebatnya 17.504 pulau dan panjang garis pantai 95.181 km, pantai Indonesia rawan dengan masalah yang berpotensi tsunami dan gelombang.

 

Ancaman lain yang mungkin terjadi adalah abrasi dan erosi yang mengakibatkan mundurnya garis pantai. Hal tersebut berpotensi menimbulkan ancaman serius terhadap bangunan infrastruktur dan lahan yang berada di belakangnya. Contohnya, abrasi dan erosi di Pantai Bengkulu menghancurkan badan jalan negara, erosi pantai Sanur yang mengancam fasilitas pariwisata, dan erosi pantai yang mengancam permukiman di Indramayu dan Jepara.

 

Persoalan pantai yang meningkat seiring dengan perubahan iklim global, di sisi lain pantai juga memiliki potensi yang perlu dikembangkan pemanfaatannya, tutur Eddy dalam sambutannya.

 

Kementerian yang ikut dalam pengamanan pantai antara lain Kementerian PU, Kementerian Kelautan dan Perikanan yang memegang peranan utama dalam penentuan kebijakan pengelolaan pantai, juga Kementerian Negara Lingkungan Hidup yang bertugas meningkatkan kualitas lingkungan perairan pantai.

 

Hingga kini, Pusat Litbang Sumber Daya Air melalui Balai Pantai dan Loka Pantai di Buleleng telah mengembangkan berbagai jenis bahan pengamanan pantai sebagai bahan alternatif pengganti material batu besar yang sulit diperoleh. Antara lain berupa struktur buis beton dan sangkar beton untuk tembok laut, bloik beton bergigi berlubang berkait untuk armor lereng pantai, dan struktur pemecah gelombang ambang rendah dengan menggunakan geotube. Pengembangan itu bertujuan mencari bahan konstruksi yang efektif, murah, dan mudah diterapkan.

 

Untuk meningkatkan kapasitas Balai Pantai dalam menghadapi tantangan permasalahan pengamanan pantai, kini sedang dibangun Laboratorium pantai yang lebih berkualitas, di Desa Musi, kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Laboratorium tersebut sekaligus akan menjadi kantor baru Balai Pantai yang sekarang berlokasi di Ciparay, Bandung.

 

Sarasehan ini menjadi salah satu kegiatan untuk lebih memperkenalkan teknologi pantai dan meng-update teknologi pantai di Indonesia. Hadir dalam sarasehan Direktur Pesisir dan Pantai, Ditjen Sumber Daya Air, Jayamurni WD, kalangan perguruan tinggi, dan pihak swasta yang berkecimpung dalam bidang pengamanan pantai. (fik)

 

Pusat Komunikasi Publik

021110

Apakah informasi di atas cukup membantu?

Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum
Website: pu.go.id
Facebook: kemenPU
Instagram: kementerianpu
X: kemenPU
TikTok: @kemenpu
Youtube: kemenPU
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat

Berita Terkait