Sekretaris Jenderal Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Djoko Kirmanto didampingi sejumlah pejabat di lingkungan Depkimpraswil kemarin, Rabu (5/2) melakukan inspeksi mendadak ke stasiun-stasiun pompa Pintu Air Tanjungan (Cengkareng),Rawa Badak dan Kali Sunter Jakarta Utara sekaligus melihat lokasi banjir di wilayah Tegal Alur. Dalam kunjungan itu Djoko Kirmanto menyatakan, dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana banjir pada musim penghujan, pihaknya telah menyiapkan 24 buah pompa yang memiliki kapasitas antara 150-250 liter/detik."Pompa-pompa itu saat ini telah dipasang pada titik-titik rawan banjir. Ditambah lagi dengan mobile pompa yang bisa dibawa ke lokasi banjir," jelasnya..

Djoko memperkirakan ada sekitar 78 lokasi rawan banjir di DKI Jakarta. Seperti diJakarta Pusat terdapat 10 lokasi, Jakarta Utara 27 lokasi, Jakarta Barat 21lokasi, dan Jakarta Selatan21 lokasi serta Jakarta Timur 20 lokasi. Namun, hujan yang terjadi Selasa (4/2) lalu mulai pukul22.00 WIB hingga pagi dini hari (5/2) baru menggenangi empat lokasi yaitu Tegal Alur (Jakarta Barat), Ciliwung (Jaksel), Kampung Pulo (Manggarai-Jaksel) dan Cipinang (Jaktim).

Sesuai yang diperkiraan BMG, meski bencana banjir yang akan melanda DKI Jakartatidak seperti tahun 2002, namun Depkimpraswil telah mempersiapkan segala sesuatu guna menghadapi kemungkinan buruk yang akan terjadi."Walau begitu kami telah siap menghadapi kemungkinan terburuk. Maka Infrastruktur penunjang banjir seperti pompa, perahu karet untuk evakuasi dan karung pasir telah disiagakan," ungkap Djoko. Hal itu karena penanganan banjir di DKI Jakarta merupakan tanggungjawab bersama antara Depkimrpaswil dan Pemda DKI," tambahnya.

Menurutnya, apa yang dilakukan sekarang adalah mengurangi debit air, yang potensial menggenangi permukiman dan sama sekalibukan menghilangkan banjir. Sebab disadarinya DKI Jakarta tidak mungkin terbebas dari banjir . Oleh karena itu, kata Djoko saat ini Pemda DKI Jakarta giat melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk bersahabat dengan banjir. Sekjen Depkimpraswil mengakui, upaya persiapan infrastruktur penanganan banjir di Jakarta dibutuhkanwaktu sekitar 10 tahun. Dan hal itu harus dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan serta koordinasi yang mantap antar instansi.

Dalam sidaknya ke lokasi banjir di Tegal Alur, Pompa Pintu Air Tanjungan (Cengkareng),Stasiun Pompa Rawa Badak dan Pompa Kali Sunter itu Sekjen menjelaskan, setiap pompa berkapasitas 250 liter/det, minimal bisa menyedot air yang tergenang sebanyak 540 m3 per jam. "Tapi saya berharap warga mulai sekarang menjaga kebersihan lingkungan. Paling tidak got-got jangan sampai mampet akibat tumpukan sampah," pinta Djoko.

Dijelaskan pula, bahwa Flood Waring System (FWS/Sistem Bahaya Banjir) telah disiagakan di 17 lokasi. Yaitu di Pintu Air Cilember, Katulampa, Ratu Jaya (Depok), Genteng, Sawangan, Kebon Jeruk, Manggarai, MT Haryono, Sugu Tamu, Cibinong, Cileungsi, Bekasi, Pasar Baru, Ranca Bungur,Babakan, Serpong, dan Batu Belah. "Di setiap lokasi itu telah dipasang system. Misalnya, debit air di Katulampa telah mencapai 800 cm, maka alat itu akan langsung menyampaikan warning keRatu Jaya (Depok) dan Manggarai yang menjelaskanbahwa dalam 10 jam akan terjadi debit air tinggi memasuki sungai di wilayah it, sehingga masyarakat bisa tahusebelumnya untuk melakukan berbagai persiapan," tegas Sekjen Dep.Kimpraswil.

Tabel Lokasi Rawan Banjir DKI Jakarta