Satu Dari Empat Orang

Satu Dari Empat Orang

10319 Print

Satu Dari Empat Orang di Dunia Kekurangan Air

Satu Dari Empat Orang di Dunia Kekurangan Air

Satu dari empat orang di dunia atau sekitar 25 % dari populasi dunia kekurangan air minum dan satu dari tiga orang bahkan tidak mendapat sarana sanitasi yang layak. Hal itu diungkapkan Sekditjen Sumber Daya Air, Dr. Ir. Moch. Amron MSc, saat membuka seminar Hari Air Sedunia ke XI tahun 2003, di gedung Pendopo Dep. Kimpraswil, Jl. Patimura 20, Jakarta Selatan (20/3), mewakili Sekjen Dep. Kimpraswil. Menurutnya, menjelang tahun 2005, sekitar 2,7 milyar orang atau sekitar sepertiga populasi dunia akan menghadapi kekurangan air pada tingkat yang parah.

Hari Air Dunia yang diperingati setiap negara anggota PBB ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang permasalahan krisis air nasional maupun dunia yang saat ini sudah dalam kondisi - genting. Moch. Amron mencontohkan, di tingkat nasional saja masalah krisis air sudah bisa dilihat dengan semakin menurunnya kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) dari tahun ke tahun. Masalah ini terjadi akibat penggunaan lahan yang tak sesuai dan pola pembangunan horizontal. Keadaan seperti ini menyebabkan kelangkaan air saat kemarau dan rawan banjir yang disertai tanah longsor pada musim penghujan.

Kecenderungan semakin menurunnya kondisi DAS terlihat dari pengamatan selama ini. Tahun 1984 terdapat 22 DAS kritis. Jumlah ini meningkat menjadi 39 DAS kritis pada tahun 1992, kemudian tahun 2001 menjadi 62 DAS yang kritis. Masalah tersebut masih diperparah dengan kerusakan badan-badan air serta ancaman degradasi yang serius pada kualitas dan kuantitas air sebagai akibat degradasi lingkungan. Masalah tersebut dimungkinkan sebagai akibat masih rendahnya perhatian kita terhadap air danlingkungan disamping peningkatan penduduk yang memberikan tekanan kepada kebutuhan ruang dan konsumsi akan air yang semakin meningkat drastis.

Reformasi Kebijakan

Karena itu, menurut Menteri Pertanian, yang disampaikan oleh Irjennya, Ir. A.H. Rahadian, saat bertindak sebagai Keynot Speaker dalam seminar tersebut mengharapkan, hendaknya peringatan HAS tahun ini dapat dijadikan momentum bagi para stakeholders yang terkait dengan sumber daya air benar-benar sejalan dengan arah, arah, jiwa dan semangat untuk melestarikan sumber daya air guna keperluan pembangunan nasional secara berkelanjutan. Menurut Menteri Pertanian, Bungaran Saragih, krisis air yang sudah mulai tampak ini disebabkan oleh lima hal; - meningkatnya jumlah penduduk, terjadinya degradasilingkungan yang makin intensif, semakin tak menentunya perilaku iklim,penurunan kwalitas air serta kegiatan ekploitasi air baik air permukaan maupun air tanah. A

palagi kebijakan yang menyangkut sumber daya air selama ini masih belum mampu menjawab berbagai tantangan dan permasalahan air yang dihadapi selama ini. Karena itu, pemerintah bersama para lintas pelaku di bidang sumber daya air menurut Bungaran Saragih, merasa perlu untuk menggulirkan reformasi kebijakan di sektor keairan yang mampu memberikan arah dan landasan kebijakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip transparansi, demokratisasi, efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas.

Pengguna Air Terbesar

Bungaran saragih juga mengungkap, setelah terjadinya krisis ekonomi yang menjurus pada krisis multidimensional, sektor keairan menjadi semakin penting, khususnya untuk mendukung program ketahanan pangan dan agribisnis. Apalagi pada tahun 2025 mendatang diperkirakan jumlah penduduk dunia yang diperkirakan akan menjadi 8,5 milyar sehingga untuk mencapai "Global Food Security" perlu tambahan tambahan produksi pangan sebesar 40 persen.

Tambahan produksi ini membawa konsekwensi harus diperoleh tambahan alokasi air untuk pertanian, sementara ini pertanian masih merupakan pengguna air terbesar. Bahkan menurut para ahli, di Indonesia sektor pertanian sektor pertanian sudah menggunakan 86 persen alokasi air, sedangkan sisanya yang 14 persen digunakan untuk industri dan kebutuhan domestik lainnya. Demikian menteri Bungaran Saragih. **

Humas SDA -20 Maret 2003

Apakah informasi di atas cukup membantu?

Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum
Website: pu.go.id
Facebook: kemenPU
Instagram: kementerianpu
X: kemenPU
TikTok: @kemenpu
Youtube: kemenPU
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat