Pembangunan infrastruktur 2003 akan diprioritaskan pada sarana dan prasarana mikro yang langsung mendukung upaya peningkatan aktivitas ekonomi dan kesejahteraan rakyat.

Demikian dinyatakan Menkimpraswil Soenarno di Bengkulu, Kamis (09/01) berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang menempatkan infrastruktur sebagai salah satu sektor prioritas tahun ini. Dalam kunjungan selama dua hari ke Lampung dan bengkulu melalui darat, bersama Mennegkop dan UKM Ali Marwan Hanan dan Gubernur Bengkulu Hasan Zein. Terlihat bahwa sektor infrastruktur jalan masih sangat minim. Dimana masih banyak jalan yang rusak (berlubang) dan tidak dapat diperbaiki segera mengingat dana yang terbatas. Demikian pula dengan sarana pendukung yang kurang memadai. "Terutama di daerah Barat Susmatera yang terdiri dari perbukitan. Kondisi jalan tidak dilengkapi dengan turap penahan longsor dan saluran air sehingga jalan cepat hancur dan rawan longsor," kata Soenarno usai melintasi lintas Barat Lampung-Bengkulu lebih kurang selama 10 jam.

Gubernur Hasan menyampaikan, rakyat Bengkulu amat membutuhkan fasilitas pengolahan dan penyaluran air bersih serta pembangunan jalan antarkecamatan/desa guna membantu pemasaran hasil buminya. "Masih banyak jalan antar kabupaten yang berupa pemadatan tanah," tuturnya. Akibatnya, banyak desa yang terisolasi.

Menurut Menkimpraswil, otonomi menghendaki daerah saling melengkapi satu sama lain. Karena itu tiap daerah harus mengembangkan sektor yang dibutuhkan daerah lain dan sebaliknya. Di wilayah Indonesia Barat, yang akan dikembangkan adalah agrobisnis dan perikanan selain tanaman pokok (padi). Depkimpraswil bertugas mendukung pengembangan sektor-sektor itu dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, irigasi dan fasilitas air bersih.

Fokusnya pada infrastruktur mikro yang langsung mendukung upaya peningkatkan aktivitas ekonomi dan kesejahteraan rakyat. "Kalau jalan, kita tidak lagi konsentrasi pada jalan besar seperti Lintas Sumatera, melainkan jalan antarkecamatan atau antardesa yang langsung membantu kelancaran pemasaran produk agro petani," katanya.

Demikian pula halnya dengan pelabuhan, selain membantu penyusunan tata ruang yang memungkinkan pembangunan pelabuhan itu saling dukung satu sama lain, Depkimpraswil juga akan melengkapi prasarana fisik yang belum ada di berbagai pelabuhan itu seperti fasilitas air bersih.

"Seperti Pelabuhan Pulau Bai Bengkulu, Gubernur (Hasan) sudah bilang sampai kini belum ada fasilitas air bersihnya. Tahun ini kita akan bantu pembangunan instalasi pengolahan dan penyaluran air bersih itu. Ini di luar penyediaan air bersih untuk umum melalui PDAM, seperti peningkatan pelayanan air bersih PDAM Nelas Bengkulu yang saya resmikan," jelas Soenarno.

Menurut Walikota Bengkulu HA.Chalik, program penyediaan air PDAM Bengkulu telah menelan investasi Rp107,76 miliar (Rp68,43 miliar dari pinjaman luar negeri dan Rp39,33 miliar dari APBN, APBD Provinsi Bengkulu, APBD Kota Bengkulu dan PDAM sendiri).

Sementara pembangunan irigasi, masih akan melanjutkan program sebelumnya yang memperkuat upaya penyediaan pangan. "Program penyediaan pangan di negara kita masih fragile (rentan). Kami akan memperkuatnya dengan pembangunan jaringan irigasi yang membantu peningkatan produksi," kata Menkimpraswil. Sementara tentang rehabilitasi jalan nasional, prioritas tetap pada jalan Lintas Barat dan Tengah Sumatera yang sebagian ruasnya rusak berat.