Dalam menghadapi ancaman bahaya banjir yang kemungkinanterjadi lagi pada tahun 2003 ini, pemerintah melalui Ditjen SDA terus melakukan upaya-upayauntuk mengantisipasi datangnya banjir. Dalam peninjauanlapangan yang dilakukan para pejabat Ditjen Sumber Daya Air Depkimpraswil, kemarin(15/1)di daerah Kamal Muara, Jakarta Utara dan Tegal Alur Jakarta Barat,rombonganmelihatuji coba tentang cara menghidupkan mesin pompa mobile, sekaliguspengecekan terhadap kesiapan para operator dan sarana lainnya.
Para pejabat yang ikut dalam kunjungan tersebut diantaranya, Ir. Adi Sarwoko, Dipl.HE - Direktur PSDA, Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE - Direktur SDA Wilayah Tengahdan Ir. Wahyu Hartomo, Dipl, HE - Pemimpin Proyek Induk Ciliwung - Cisadane.Adi Sarwoko saat itu menyatakan, untuk mengamankan jalan tol Sedyatmo, dari terjangan banjir telah disiapkan tujuh buahpompayang akan ditempatkan di sepanjang Kali Tanjungan. Dengan rincian, dua dari Pemda DKI, satu pompa dari Jasa Marga dan empatpompa dari Proyek Induk Ciliwung-Cisadane.
"Pemda DKI telah membangun pintu air di muara Kali Tanjungan. Pompa-pompa dan pintu air inilah yang nantinya akan beroperasi dan digunakan bila debit air di Kali Tanjungan naik," katanya.Pihak Jasa Marga merencanakan akan menambah beberapa pompa lagi di sisi jalan toltersebut, tambahnya. Adi mengakui,pompa-pompa yang dipasang di sisi jalan tol (Tanjungan), hanya bersifat sementara, menunggu penyelesaian pekerjaan pintu air dan pompayang berkapasitas 4 x 3 M3/detik yang kini tengah diselesaikanDinas PUProvinsi Jakarta.
Pada kesempatan yang sama Wahyu Hartomo, Pemimpin Proyek Induk PWS Ciliwung-Cisadane, menyatakan, pihaknya kini telah menyiapkan sekitar 16 pompa yangditempatkan di beberapa lokasi rawan genangan di Jakarta. Tigapompadengan debit rata-rata 80 liter/det di Kali Tanjungan, 2 pompa (250 liter/det) berfungsi untuk mengamankan jalan tolSedyatmo, Penjaringan dan Tegal Alur."Total seluruh pompa untuk mengamankan jalan tol tersebut berkapasitas sekitar 2 M3/detik. Dan masih akan ditambah lagi dengan sebuah pompa dengan kapasitas 400 liter per detik," kata Wahyu seraya menambahkan akan menempatkan satu pompa lagi untuk ditempatkan di Kali Kamal (250 liter/detik).
Wahyu menyatakan, di kantor PIPWS Ciliwung - Cisadane juga akan ditempatkan 6 buahpompa dengan kapasitas rata-rata sekitar 250 liter per detik.Pompa ini menurut Wahyu, bersifat 'mobile' sehngga dapat dipindah-pindahkan sesuai dengan keperluan. "Pompa-pompa tersebut selalu "stand-by"- sewaktu-waktu akan digunakan dengancepat, "tambah Wahyu. Disamping itu, ucap Wahyu, ada empat buah pompa lagi yang akan ditempatkan di Pondok Arum, Priok Jaya serta di perumahan Setneg yang berfungsi untuk memompa air dari folder-folder yang ada sekitarnya.
PIPWS Ciliwung - Cisadane juga menyiapkan peralatantelemetri, yaitu peringatan dini terhadap kemungkinanterjadinya banjir. Alat itu bisa digunakan untuk memantau debit air dari 4 sungai utama yang mengalir ke wilayah Jakarta, yaitu Ciliwung, Cisadane, Pesanggrahan dan kali Bekasi, melalui pesawat radio maupunsistem komputer.
Lokasi Pengungsi
Bila banjir menggenangi beberapa wilayahDKI Jakarta, tambah Adi, pemerintah juga telah menyiapkan tempat-tempat penampungan pengungsi pada 91 kelurahan, yang bertempat di 38 kecamatan di DKI Jakarta. Kelurahan Kamal Muara juga menyediakan 3 lokasi penampungan. Wakil Kepala Kelurahan, H.S Hambali, mengaku menyiapkan tempat penampungan dengan kapasitas sekitar 20-50 KK. Seperti di Sasana Krida ekskantor Kelurahan Kamal MuaradanSDN 01-02 Kamal Muara.
"Kesiapan inilah yang kami lakukan waktu kejadianbanjir tahun lalu, dimana warganya yang terkena banjir, tidak mengungsi ketempat penampungan," ucap dia. Pasalnya, saat itu, pihaknya belum menyediakan lokasi dan tempat penampungan pengungsi. Akhirnyawarga tetap bertahan di rumah mereka hampirdua minggu lamanya, sambil menunggu air surut. "Hal itu telah dibantu 3 pompa yang ada di Kali Tanjungan. Kalau tidak, genanganair bisa bertahan25-30hari" jelasHambali.
Dijelaskan, wilayah terparah terjadi di RT 04 dan RT.05. Wilayah itu merupakanlangganan banjir. Berkaitan dengan itu, saat ini Posko Banjir disiagakanselama 24 jam penuh, didi Rw 01 dan di Rw02. Hambali berharap, lahan hutan yang kini digarap nantinya diperbolehkan untuk dialiri air Kali Tanjungan. Sehingga air dapat langsung menuju laut.Menurut Wayu Hartomo, guna mempercepat surutnya air genangan saat banjir meluas, pihaknya telah menambah satu pompa lagi yang bersifat "mobile" yang dapat dipindahkan. Dengan bantuan pompa, debit air yang cukup banyakdapat segera dialirkan ke laut.