Hari Senin lalu(25/08) Presiden RI Megawati Soekarno Putri meresmikan kompleks perumahan Cinta Kasih yang berlokasi di Cengkareng-Jakarta Barat. Di lahan seluas 5 ha, telah terbangun 1.100 unit rumah susun atau 55 blok masing-masing blok terdiri lima lantai yang dihuni oleh warga eks bantaran Kali Angke. Setiap unit dibangun rumah seluas 36 m2 terdiri dari dua kamar tidur, dapur, ruang tamu dan kamar mandi. Ditargetkan rumah susun ini akan ditempati oleh 1.000 KK, sementara saat ini baru ditempati oleh 900 KK.

Presiden RI dalam sambutannya mengatakan agar masyarakat bisa menjaga kedisiplinan dan hidup secara gotong royong. Rumah susun meruapkan suatu budaya baru di metropolitan terutama bagi masyarakat Indonesia, oleh karenanya saya berharap agar masyarakat dapat menjaga kedisiplinan dan gotong royong dalam hidup bertetangga agar kebersihan seperti apa yang ada sekarang tetap tercermin, kata Megawati dihadapan ribuan warga. Jangan samapi masalah persampahan yang terjadi selama ini tidak terjadi lagi. Saya berharap pola seperti ini bisa dikembangkan di lokasi lain dan bukti bahwa penyediaan rumah bisa dikerjakan bersama antara Pemerintah dengan swasta, tegas Mega.

Perumahan yang dibangun di lahan Perum Perumnas ini, dibangun oleh Yayasan Budha Tzu Chi yang pusatnya berada di Taiwan. Yayasan yang berasakan rasa cinta kasih ini tertarik untuk membangun rumah di kawasan mengingat selama ini penderitaan warga bantaran Kali Angke yang tidak lepas dari masalah banjir, sampah dan kurang sehatnya kehidupan. Melihat kondisi ini, yayasan Budha Tzu Chi mencoba untuk membantu usaha Pemerintah menjalankan Program Kali Bersih (Prokasih) dan bekerjasama dengan Perum Perumnas untuk penyediaan lahannya, kata Gubernur DKI Jakarta  Sutiyoso.

Komplek ini dilengkapi dengan sekolah yang terdiri dari sembilan kelas SMP dan 18 kelas SD dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan, laboratorium komputer, ruang kesenian, ruang guru dan lapangan bola basket serta volley. Selain itu, dibangun pula poliklinik dilengkapi dengan fasilitas canggih namun tarif yang ditetapkan adalah berdasarkan puskesmas, ujar Sutiyoso.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Perumnas Latief Malagyudho menyatakan bahwa lahan Perumas yang diberikan seluas 5 ha dari total lahan sebesar 200 ha memang disediakan untuk kegiatan sosial. Yang 5 ha ini tidak kita harapkan adanya penerimaan kembali. Tetapi ada sudah ada komitemen yang disepakati antara Perumnas dan Yayasan Budah Tzu Chi bahwa selama masa 25 tahun dibawah naungan Yayasan dan selanjutnya akan diserahkan kepada Pemerintah cq. Perumnas, kata Latief.Namun saat ini pihaknya masih mencoba untuk diberikan keringanan pajak dari Depkeu atas hibah senilai Rp 60 miliar ini. Karena yang dibangun toh, untuk masyarakat kecil dan sekarang kita sedangminta ke Depkeu agar hibah ini tidak dikenai pajak, ujarnya