Peranan Beton Dalam Pembangunan Infrastruktur Indonesia

Peranan Beton Dalam Pembangunan Infrastruktur Indonesia

14297 Print

Lebih dari 60 % proyek pembangunan konstruksi di Indonesia menggunakan beton. Dari pembangunan yang paling sederhana hingga proyek dengan teknologi rumit, beton menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan.

“Bahkan dengan bertambahnya kelas menengah menjadi 56,5 % dari 240 juta penduduk Indonesia bisa dipastikan kebutuhan pembangunan akan makin bertambah lagi”, ujar Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Hediyanto W. Husaini pada saat pembukaan Pameran dan Konferensi Konstruksi Concrete Show South East Asia 2013, (Kamis (24/10) di Jakarta.

Karenanya beton menjadi salah satu mata rantai pasok konstruksi yang harus diperhatikan. Sebagai contoh Rusunawa saat ini memakai beton, kemudian tiang pancang untuk jalan, jembatan, dan produk konstruksi lainnya juga memakai beton yang lebih canggih dan difabrikasi atau biasa disebut precast.

Precast menjadi pilihan utama, mengingat sifatnya yang efisien dan dapat diproduksi dalam waktu yang relativ cepat.

“Kita dapat terus membangun fly over tanpa menghentikan arus lalu lintas karena precast ini”, tambah Hediyanto.

Precast hasil produksi Indonesia pun diminati asing seperti di Al-Jazair dan Timor Leste. Bahkan saat ini sedang dibangun Pabrik Precast di Myanmar yang dijalankan oleh pelaku konstruksi Indonesia. Ditambah lagi, dengan kemampuan kontraktor dari Indonesia yang diakui berbagai Negara. Tentunya berbagai faktor tersebut akan menjadi point penting peningkatan daya saing sektor Konstruksi di Indonesia, terutama dalam menghadapi Asean Economic Community 2015.

Hanya saja, masih ada yang harus segera diperbaiki agar pelaku konstruksi Indonesia menjadi lebih siap menghadapi persaingan global.

“Yang jadi kelembahan kita adalah kurangnya akses permodalan dan bunga Bank yang belum kompetitif”, ungkap Kepala Pusat Sumber Daya Investasi Kementerian PU Mochammad Natsir, pada kesempatan yang sama.

Oleh karenanya, tambah Natsir, perlu koordinasi yang baik antara semua pihak agar sektor konstruksi mampu tampil ke depan.

Sementara itu Senior Vice President UBM Asia, Christopher Eve, mengatakan Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Concrete Show South East Asia berdasarkan fakta bahwa Indonesia merupakan negara yang paling berkembang di Asia Tenggara dengan pertumbuhan ekonomi 6 % pertahunnya.

“Indonesia diperkirakan menjadi negara terkaya ke-12 dunia dengan pendapatan per kapita mencapai US $ 13-16 ribu dan Produk Domestik Bruto mencapai 3,8 Triliun – 4,5 Triliun dalam visi 2025,” tutur Christopher.

Concrete Show pertama kali diselenggarakan di Brazil pada tahun 2007, kemudian di India pada tahun 2012, dan kini di Indonesia untuk menjangkau wilayah Asia Tenggara. Concrete Show 2013 di Indonesia dilaksanakan mulai 24 Oktober sampa 26 Oktober 2013 di JI Expo Kemayoran Jakarta. Pameran ini diikuti 100 perusahaan dari 15 negara seperti Jerman, Inggris, Italia, Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan seterusnya. Perusahaan terkemuka dari Indonesia antara lain Wika Beton, Adhimix, Penetron, dan lain sebagainya. (tw/hl)

Pusat Komunikasi Publik

241013

Apakah informasi di atas cukup membantu?

Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum
Website: pu.go.id
Facebook: kemenPU
Instagram: kementerianpu
X: kemenPU
TikTok: @kemenpu
Youtube: kemenPU
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat

Berita Terkait