Peranan Beton Dalam Pembangunan Infrastruktur Indonesia
Lebih
dari 60 % proyek pembangunan konstruksi di Indonesia menggunakan beton. Dari
pembangunan yang paling sederhana hingga proyek dengan teknologi rumit, beton
menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan.
“Bahkan
dengan bertambahnya kelas menengah menjadi 56,5 % dari 240 juta penduduk
Indonesia bisa dipastikan kebutuhan pembangunan akan makin bertambah lagi”,
ujar Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Hediyanto W. Husaini pada saat pembukaan
Pameran dan Konferensi Konstruksi Concrete Show South East Asia 2013, (Kamis
(24/10) di Jakarta.
Karenanya
beton menjadi salah satu mata rantai pasok konstruksi yang harus diperhatikan.
Sebagai contoh Rusunawa saat ini memakai beton, kemudian tiang pancang untuk
jalan, jembatan, dan produk konstruksi lainnya juga memakai beton yang lebih
canggih dan difabrikasi atau biasa disebut precast.
Precast
menjadi pilihan utama, mengingat sifatnya yang efisien dan dapat diproduksi dalam
waktu yang relativ cepat.
“Kita
dapat terus membangun fly over tanpa menghentikan arus lalu lintas karena
precast ini”, tambah Hediyanto.
Precast
hasil produksi Indonesia pun diminati asing seperti di Al-Jazair dan Timor
Leste. Bahkan saat ini sedang dibangun Pabrik Precast di Myanmar yang
dijalankan oleh pelaku konstruksi Indonesia. Ditambah lagi, dengan kemampuan
kontraktor dari Indonesia yang diakui berbagai Negara. Tentunya berbagai faktor
tersebut akan menjadi point penting peningkatan daya saing sektor Konstruksi di
Indonesia, terutama dalam menghadapi Asean Economic Community 2015.
Hanya
saja, masih ada yang harus segera diperbaiki agar pelaku konstruksi Indonesia
menjadi lebih siap menghadapi persaingan global.
“Yang
jadi kelembahan kita adalah kurangnya akses permodalan dan bunga Bank yang
belum kompetitif”, ungkap Kepala Pusat Sumber Daya Investasi Kementerian PU
Mochammad Natsir, pada kesempatan yang sama.
Oleh
karenanya, tambah Natsir, perlu koordinasi yang baik antara semua pihak agar
sektor konstruksi mampu tampil ke depan.
Sementara
itu Senior Vice President UBM Asia, Christopher Eve, mengatakan Indonesia
terpilih sebagai tuan rumah Concrete Show South East Asia berdasarkan fakta
bahwa Indonesia merupakan negara yang paling berkembang di Asia Tenggara dengan
pertumbuhan ekonomi 6 % pertahunnya.
“Indonesia
diperkirakan menjadi negara terkaya ke-12 dunia dengan pendapatan per kapita
mencapai US $ 13-16 ribu dan Produk Domestik Bruto mencapai 3,8 Triliun – 4,5
Triliun dalam visi 2025,” tutur Christopher.
Concrete
Show pertama kali diselenggarakan di Brazil pada tahun 2007, kemudian di India
pada tahun 2012, dan kini di Indonesia untuk menjangkau wilayah Asia Tenggara.
Concrete Show 2013 di Indonesia dilaksanakan mulai 24 Oktober sampa 26 Oktober
2013 di JI Expo Kemayoran Jakarta. Pameran ini diikuti 100 perusahaan dari 15
negara seperti Jerman, Inggris, Italia, Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan
seterusnya. Perusahaan terkemuka dari Indonesia antara lain Wika Beton,
Adhimix, Penetron, dan lain sebagainya. (tw/hl)
Pusat
Komunikasi Publik
241013
Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum
Website: pu.go.id
Facebook: kemenPU
Instagram: kementerianpu
X: kemenPU
TikTok: @kemenpu
Youtube: kemenPU
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat