Penatagunaan Prasarana

Penatagunaan Prasarana

21614 Print

PENATAGUNAAN PRASARANA PAPANDAYAN, BERSIFAT SEMENTARA

PENATAGUNAAN PRASARANA PAPANDAYAN, BERSIFAT SEMENTARA
 

Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Soenarno saat melakukan inspeksi ke Gunung Papandayan-Garut Jawa Barat menegaskan bahwa perbaikan prasarana yangakan dilakukan akibat luncuran lahar dingin hanya bersifat sementara. Perbaikan terhadap prasarana yang rusak akibat gerusan lahar dingin hanya bersifat perkuatan bangunan. Tidak membuat bangunan baru, tegas Soenarno (05/01).

Pengerjaan bangunan secara sementara itu menurut Soenarno dilakukan mengingat, masih ada sekitar 1 juta meter3 lumpur yang masih akan turun bersamaan dengan hujan. Sedangkan lumpur dan air yang turun secara bersamaan itu masih akan membentuk alur baru. Hal terpenting adalah jangan sampai alur tersebut merusak bangunan penduduk yang ada di sekitar sungai, ujar Soenarno. Derasnya aliran tersebut dikarenakan lingkungan di daerah hulu yaitu Sungai Cibereum sudah rusak. Di beberapa tempat telah terjadi penggundulan hutan.

Lahar dingin dan material lainnya yang turun akibat letusan Gunung Papandayan pada tanggal 11 Nopember 2002 mengalir ke Sungai Cibereum dan Cimanuk. Akibatnya, sungai tertutup lumpur lahar dingin. Sekitar 2.184 ha lahan sawah tertutup, selain itu terjadi pendangkalan di alur sungai Cimanuk di sebelah hulu Jembatan Bayongbong dan Bendungan Cimanuk.

Namun saat ini setelah dilakukan pengerukan sungai, sedimentasi berkurang. Ditambah lagi hujan yang turun membuat aliran material yang terbawa akibat letusan gunung mengalir secara alami. Terlihat juga masyarakat mengambil lumpur dan bebatuan di sungai secara tradisional, ujarnya.

Untuk itu, Soenarno menyatakan agar perbaikan yang dilakukan tidak merubah struktur sungai yang ada. Biarlah alam sendiri yang melakukan normalisasi. Yang kita lakukan hanyalah menjaga agar bangunan yang ada dapat bertahan, katanya.

Mengatasi itu, sejumlah pengerjaan yang dilakukan oleh Depkimpraswil adalah perkuatan dinding Bendung Cimanuk yang rusak akibat gerusan air dan lahar dengan bronjong. Terutama yang berada tidak jauh dari lokasi pemukiman penduduk. Jangan sampai limpasan lahar menimbun rumah atau bangunan milik penduduk, tegasnya. Sementara untuk pembuatan bangunan secara permanent, menurut Soenarno masih akan dilakukan studi dan menunggu hingga kondisi sungai stabil.

Dari hasil survey tersebut, Dirjen Prasarana Wilayah menggambarkan paling tidak dibutuhkan dana sekitar Rp 2 miliar untuk perbaikan jembatan dan dinding sungai yang tergerus air. Namun, jumlah tersebut masih perkiraan dini. Kami masih akan melakukan studi lagi bersama dengan Ditjen Sumber Daya Air, tuturnya.

Pusat Data dan Informasi Publik - 06/01/2003

Apakah informasi di atas cukup membantu?

Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum
Website: pu.go.id
Facebook: kemenPU
Instagram: kementerianpu
X: kemenPU
TikTok: @kemenpu
Youtube: kemenPU
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat