Pemerintah masih mempelajari terlebih dahulu opsi pembangunan jembatan maupun terowongan bawah laut Jawa-Sumatera secara mendalam karena kedua-duanya juga memiliki resiko tinggi serta biayanya sangat mahal, jelas Soenarno di Jakarta, Jumat (26/3) menanggapi usulan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kwik Kian Gie untuk membangun terowongan bawah laut yang menghubungkan Jawa-Sumatera tersebut. Lebih lanjut Soenarno mengatakan ,Saya justru belum tahu konsep dari terowongan itu seperti apa sehingga harus mempelajari terlebih dahulu seluruh opsi yang ada untuk melihat dampak yang dapat ditimbulkan.
Sampai saat ini, Pemerintah belum mengambil keputusan mengenai rencana pembangunan terowongan bawah laut Jawa-Sumatera, karena masih ada dua opsi lain yang juga patut dipertimbangkan sebagai prasarana penghubung dua pulau. Dua opsi lain diantaranya opsi pertama, melalui pembangunan jembatan dimana sudah ada dua investor yang berminat dari Cina dan Amerika Serikat, sedangkan opsi kedua mempercepat transportasi laut.
Mengenai rencana pembangunan terowongan yang sudah memiliki investordari konsorisum Eropa, maka dua opsi lainnya juga sudah memiliki investor masing-masing tinggal dipertimbangkan untung-ruginya," kata Menkimpraswil Soenarno.
Mengenai pembangunan jembatan yang diusulkan oleh pemerintah Cina saat kunjungan Perdana Menteri Cina Zhu Rongji kepada Presiden Megawati beberapa waktu lalu, Soenarno memperkirakan akan memiliki panjang 25 kilometer karena sebagian harus berpijak pada kedua pulau, kalau ini direalisasikan nantinya merupakan "Long Stance Bridge" kelas dunia.
Butuh waktu dua tahun menurut Pemerintah Cina, untuk melakukan penelitian dan observasi secara mendalam untuk membangun jembatan di atas Selat Sunda karena terdapat masalah teknis yang harus dikaji secara mendalam. Dampak yang harus diperhitungkan untuk pembangunan prasana yang menghubungkan kedua pulau itu diantaranya terdapat Gunung Krakatau yang masih aktif, disamping itu Selat Sunda merupakan perlintasan internasional sehingga seluruh peraturan internasional harus diperhatikan, serta lautnya cukup dalam.
Menurut Menteri dilihat dari skala ekonomi jika jembatan itu kemudian dibuat menjadi jalan tol terlalu mahal, saat ini tengah diperhitungkan waktu pengembalian investasi yang paling cepat antara jembatan atau terowongan. Pembangunan jembatan atau terowongan tersebut sangat penting dalam pengembangan Propinsi Lampung dan Banten. Saat ini sudah dilakukan kajian terhadap konsep pembangunan jembatan dan sudah disampaikan kepada presiden, ternyata biayanya masih terlalu mahal. Sedangkan untuk pembangunan terowongan biayanya mencapai 15 miliar dolar AS yang kini juga sedang dikaji dulu. (lis/jons)