Pemerintah Jamin Tidak

Pemerintah Jamin Tidak

10236 Print

PEMERINTAH JAMIN TIDAK AKAN ADA EKSPLOITASI AIR SECARA BESAR-BESARAN

PEMERINTAH JAMIN TIDAK AKAN ADA EKSPLOITASI AIR SECARA BESAR-BESARAN

Air harus dinikmati secara adil bagi masyarakat. Karena pada dasarnya di dalamnya terdapat fungsi sosial. Selain itu air juga menjadi syarat dasar untuk dapat dijadikan air bersih. Sedangkan yang paling besar pemanfaatanya adalah untuk keperluan irigasi. Dalam hal ini peran pemerintah sangat dominan, dimana pemerintah masih memberikan subsidinya. Sekitar 70-80 persen air dimanfaatkan bagi keperluan irigasi. Namun dalam hal biaya operasi dan pemeliharaan anggaran yang disediakan masih sekitar 30-40 persen dari total yang dibutuhkan.Jumlah itu tentu saja kurang memadai. Akibatnya terjadi penurunan fungsi jaringan irigasi yang semakin kritis. Padahal jaringan irigasi dibutuhkan dalammendukung ketahanan pangan nasiona, dimana53,3 juta tongabah kering giling (GKG) yang ditargetkan tahun ini harus dicapai.Berkaitan dengan itu maka saat ini pemerintah tengah menyiapkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Sumber Daya Air (SDA) untuk dijadikan undang-undang, guna menyelamatkan air melalui konservasi sumber daya air untuk pembangunan berkelanjutan.

Dirjen Sumber Daya Air Depkimpraswil, Roestam Sjarief mengutarakan hal itu kepada pers Kamis (6/3) di Jakarta. Roestam yang saat itu didampingiKetua Panitia Pelaksana Hari Air Sedunia 2003,David Napitupulu menyatakan, pemerintah menjamin dalam RUU-Sumber Daya Air yang akan disahkan DPR mendatang tidak akan menyebabkan terjadinya komersialisasi air secara berlebihan. Pasalnya, dalam UU itu menyebutkan bahwa komersialisasi air bisa dilakukan setelah terlebih dulu mendapat izin dari pemerintah."Melalui izin itu,Pemerintah akan mengawasi secara ketat kepada pihak swasta/manapun yang akan melakukan pengelolaan air. Jadi peran pemerintah untuk mengatur/mengontrol kuat sekali," tegas Roestam Sjarief.Dikatakan, pengusahaan air harus melalui keputusan Dewan Air yang anggotanya terdiri dari perwakilan para stakeholder. Hal itu dimaksudkan agar ketersediaan air tetap terjaga. Menurutnya, tidak benar dalam RUU-SDAmenyebabkan rakyat kecil kesulitan memperoleh air.Karena bagaimana-pun pemerintah telah menyiapkan rambu-rambu agar tidak terjadi eksploitasi air secara berlebihan.

Dirjen Sumber Daya Air juga menyatakan, tema Air untuk masa depan (Water for Future) sangat tepat diangkat pada Peringatan Hari Air Sedunia tahun ini. Pasalnya, saat ini telah terjadimasalah air dimana frekuensinya semakin besar. Tiga masalah klasik air yaitu, air terlalu banyak, terlalu sedikit dan terlalu kotor.Ketiganya bisa diartikan, bila terlalu banyak bisa menimbulkan banjir. Bila terlalu sedikit akan menimbulkan kekeringan. Sedangkan bila terlalu kotor bisa berdampak pada pencemaran air.Menurut dirjen, masalah banjir bukan terjadi di negara-negara berkembang saja tapi terjadi juga dinegara-negara maju. Mengingat kepedulian tentang masalah itu, maka ditentukan tema perayaan hari air tahun ini"Water for future" atau air untuk masa depan.Bahkan ada yang mengungkapkan" Tidak ada air, tidak ada kehidupan" atau Tidak ada air tidak ada peradaban.Tema tersebut, kata Roestam Sjarief, berfokus pada upaya-upaya penyelamatan air melalui konservasi sumber daya air untuk pembangunan berkelanjutan, manajemen dan penatagunaan sumber daya air yang arif dan bijaksana serta peningkatan peran masyarakat dalam konservasi.

Selain itutambah Roestam, "Water for future"lebih ditekankan pada suatu pendekatan yang komprehensif dan holistik bagi pengelolaan sumber daya air, jika dikaitkan dengan kondisi iklim yang cukup ekstrem akhir-akhir ini.Menurut perkiraan BMG dalam sepekan akan terjadi intensitas hujan yang cukup tinggi di wilayah DKI Jakarta. Oleh sebab itu dalam setiap kegiatan peringatanhari air,seperti Seminar, workshop, penyuluhan-penyuluhan kepada lapisan masyarakat dll,perlu ditekankan suatu pendekatan tentang masalah air yang dilakukan secara konprehensif dan holistik.Ditambah lagi dengan pemaparan tentang adanya penyimpangan iklim yang terjadibelakangan ini seperti EL-Nino, La-Nina.Selain itu, tema yang juga disorot dunia adalah adanya 7 tantangan global untuk menjaga kelestarian air.Diantaranya air harus dikelola pemerintah untuk kebutuhan masyarakat, air untuk mendukung pertanian dan resorces pembagian air secara adil dan bijakasana tanpa menimbulkan konflik.

Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana Peringatan Hari Air Sedunia 2003, David Napitupulu menilai, masalah air, bukan lagi masalahpemerintah. Itulah sebabnya mengapa sudah2 tahun ke depan pantia dalam peringatan hari air selalu melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Seperti, perguruan tinggi, para pakar, pemerhati, LSM, Swasta, Organisasi Profesi, Ikatan Mahasiswa , dan Pusat Penelitian serta perorangan yang berminat terlibat dalam kegiatan tersebut. Menurut David, bilamasyarakat danpemerintahberjalan sendiri-sendiri tidak perlu perayaan tersebut dilaksanakan. "Tetapi bila dialog bersama berjalan dengan baik maka hasilnyabisa diajukan untuk pencanangkan Hari Air 2003 yang jatuh pada 22 Maret nanti," tegasnya.

Dijelaskan, peringatan hari air sedunia tahun ini di Indonesia intinya menyebarluaskan informasi dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya air untuk masa depan. Sejalan dengan itu maka pemerintah menghimbau kepada seluruh institusi/lembag/organisasi yang berkaitan dengan ke-air-an untuk memperingati di lokasi masing-masing.

Pusat Data dan Informasi Publik - 07 Maret 2003

Apakah informasi di atas cukup membantu?

Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum
Website: pu.go.id
Facebook: kemenPU
Instagram: kementerianpu
X: kemenPU
TikTok: @kemenpu
Youtube: kemenPU
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat