Dana sebesar Rp 600 miliar dialokasikan Pemerintah melalui Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (Depkimpraswil) untuk menangani perbaikan dan pembangunan jalur Pantai Utara Jawa (Pantura)-mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur khususnya menghadapi Lebaran tahun 2003. Paling tidak nantinya pantura akan menjadi empat lajur, ujar Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Soenarno,saat meninjau kondisi jalan Pantura Jateng sepanjang jalur Semarang-Pemalang dan sebagian ruas Semarang-Purwodadi, (31/05).
Perbaikan Pantura dilakukan dengan dana APBN 2003 yang pelaksanaannya secara bertahap. Keterbatasan anggaran membuat Depkimpraswil hanya melakukan penanganan pada ruas-ruas tertentu sesuai dengan prioritasnya masing-masing, tutur Soenarno. Diperkirakan hingga akhir tahun 2003, masih ada 200 kilometer jalan di jalur Pantura yang belum dilebarkan menjadi empat lajur. Sementara khusus di Jawa Tengah, masih ada sekitar 40 kilometer jalan yang belum menjadi empat lajur.
Untuk menjaga agar kondisi jalan tetap terjaga dengan baik, akan dilakukan oleh mandor jalan . Nantinya setiap mandor jalan bertugas memantau dan memperbaiki kerusakan yang terjadi di wilayahnya. Setiap mandor berada di setiap ruas sepanjang 30-40 km. Mereka akan dilengkapi dengan peralatan untuk memperbaiki kerusakan jalan, bila terjadi kerusakan kecil sehingga paling tidak bisa meminimalkan kerusakan menjadi besar dan tidak harus menunggu proyek, kata Soenarno.
Sementara itu, Pimpinan Proyek Pembangunan Jalan dan Jembatan Provinsi Jawa Tengah Masrianto menyatakan pihaknya sedang melakukan pelebaran jalan dari dua lajur menjadi tiga lajur di sejumlah titik. Untuk jalur Pantura Jawa Tengah, mulai dari Losari sampai Semarang memang ada beberapa ruas yang belum dibuat menjadi empat lajur. Dengan alokasi dana sekitar Rp 65 miliar, pihaknya hanya melakukan pelebaran sepanjang 11,5 kilometer, terdiri dari ruas Tegal-Pemalang sepanjang 5 kilometer, Pemalang-Pekalongan 4 kilometer, dan Kendal-Weleri 2,5 kilometer.
"Kami berharap upaya pelebaran jalan di beberapa titik bisa mengurangi tingkat kemacetan, khususnya menghadapi arus mudik Lebaran 2003," kata Masrianto.
Semarang-Purwodadi
Ketika meninjau ruas Semarang-Purwodadi, Menkimpraswil Soenarno menyatakan jalur sepanjang 64 kilometer itu memerlukan perbaikan secara menyeluruh dan bersifat final. Selama ini, penanganan ruas tersebut dilakukan secara tambal-sulam. Akibatnya dalam jangka waktu kurang dari lima tahun, jalan tersebut sudah mulai bergelombang, retak, dan terdapat banyak lubang.
Untuk itu, pihaknya telah menugaskan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Depkimpraswil bekerja sama dengan para ahli dari Universitas Diponegoro mengkaji alternatif perbaikan jalan yang bersifat final.
"Di jalur Semarang-Purwodadi telah diidentifikasi struktur tanah yang bisa dibedakan menjadi delapan kelompok, jelas Soenarno. Tentu saja penanganan bagi setiap kelompok berbeda-beda, sehingga diperlukan kajian yang mendalam. Diharapkan perbaikan akan bisa dilakukan mulai tahun 2004.