MEGAWATI SOEKARNO PUTRI :JEMBATAN SURAMADU DIBANGUN, TIDAK B
MEGAWATI SOEKARNO PUTRI :
JEMBATANSURAMADU DIBANGUN, TIDAK BOLEH TIMBULKAN MASALAH SOSIAL BARU
Saat memberikan sambutan pada acara peresmian Pencanangan Tiang Pancang Pertama Pembangunan Jembatan Suramadu dan dimulainya Pembangunan Perumahan bagi PNS dan TNI/POLRI di Tambak Wedi-Surabaya (20/08), Presiden RI Megawati Soekarno Putri menegaskan agar pembangunan yang dilakukan tidak menimbulkan masalah sosial baru. Setiap saya bertemu dengan tokoh Jawa Timur saya selalu katakan agar jangan sampai jembatan yang dibuat akan menimbulkan persoalan sosial baru di Madura. Saya tidak akan merasa gembira bila nantinya Pulau Madura masih ada tetapi orang Maduranya sudah tersisih, tegas Megawati dengan lantang.
Jembatan Suramadu akan mulai dibangun sejak dicanangkan dan selesai pada tahun 2007 ini dengan menelan dana Rp 2,82 triliyun diharapkan dapat mengurangi arus lelau lintas dan perdagangan di Surabaya terutama Gerbang Kertosusilo dan keterisolasian Pualau Madura. Tetapi saya masih berharap bila dimungkinkan agar penyelesaiannya bisa dipercepat setengah tahun menjadi hanya 3,5 tahun. Tapi, penyelesaian itu adalah tanggung jawab pada Pemerintahan baru hasil Pemilu yang akan datang, ujar Megawati.
Dibangun dengan model Cable Stay (jembatan cencang) pada konstruksi jembatan utama sepanjang 818 meter dengan tinggi bebas 30 meter, dan konstruksi beton balok pada jalan pendekat dan tepi dari Surabaya dan Madura sepanjang4.620 meter. Jembatan Suramadu dilengkapi dengan empat lajur masing-masing dua jalur cepat arah Madura dan Surabaya dan jalur lambat untuk sepeda motor. Jembatan sepanjang 5.438 meter dengan lebar jembatan 30 meter, dimana jalan pendekat sisi Surabaya sepanjang 4.35 km dikerjakan oleh BUMN dengan leading PT.Hutama Karya, dan sisi Madura sepanjang 11.50 km dengan leading BUMN PT. Adhi Karya.
Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Soenarno, dalam sambutannya menyatakan bahwa jembatan yang termasuk terpanjang di Asia Tenggara ini dikerjakan sepenuhnya mulai dari desain hingga fisik pengerjaan oleh tenaga ahli dari Indonesia. Bahkan terpanjang di Indonesia setelah Jembatan Barito yang hanya sepanjang 1.080 meter, katanya.
Jembatan yang merupakan ide dari Gubernur JatimMohammad Noer untuk membuat lintasan darat dari Bali-Madura-Surabaya pada tahun 1976 dikenal dengan Tri Nusa Bima Sakti. Namun, dengan berjalannya waktu ide tersebut baru terlaksana diawali dengan desain oleh BPPT pada tahun 1992. Tetapi akibat krisis ekonomi tahun 1997 maka jembnatan tersebut tidak dapat dilaksanakan pembangunannya. Lalu pada tahun 2001 dilakukan reviewdesain oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah mengingat perubahan sosial dan kondisi alam yang ada. Karena jembatan ini melintasi laut, maka desain disesuaikan dan tidak menganggu arus lalu lintas kapal dan tahan untuk 100 tahun, tuturnya.
Dengan kedalaman tiang 40 meter, semen yang digunakan untuk jembatan mengandung posolan agar dapat menahan kedapan air laut dan korosi. Jembatan ini juga dilengkapi dengan tahan gempa, tambah Soenarno.
Dirinya berharap agar saat jembatan ini selesai dibangun, dapat menjadi katalisator pengembangan Pulau Madura dan memotivasi untuk pembangunan. Sehingga aktifitas gerbang Kertosusilo (Sidoarjo-Mojokerto-Surabaya) yang terkonsentrasi di Surabaya selama ini bisa beralih ke Madura, jelasnya.Selain itu, jembatan yang dibangun dengan dana hampir sepenuhnya oleh APBN dan APBD ini dimaksudkan agar apabila dijadikan jalan tol tarifnya bisa lebih murah sehingga rakyat bisa melaluinya.
Bahkan Pengamat Ekonomi asal Madura Didik J. Rachbini menyatakan bahwa pembangunan Jembatan Suramadu ini sangat baik untuk menggerakan pembangunan. Seperti di Amerika, saat krisis maka Pembangunan yang dilakukan Pemerintah di bidang infrastruktur sangat baik untuk meningkatkan ekonomi dan membuka lapangan kerja, katanya. Menurutnya, yang perlu diperhatikan jangan sampai pembangunan membuat beban utang menjadi bertambah.
Hal lain yang menurut Didik juga sangat penting adalah pengembangan SDM warga Madura.Walau sekarang ini ada Universitas Trunojoyo di Madura tetapi masih dirasakan kurang. Perlu dibuka kursus jangka pendek terutama di bidang industri, jelas Didik yang juga turut hadir dalam peresmian.
PembangunanRumah PNS/Polri
Sementara itu, dalam sambutannya menyangkut pengadaan perumahan bagi PNS dan TNI/POLRI Megwati menyatakan bahwa pengadaan rumah itu harus dilakukan. Dikisahkannya, pada waktu meresmikan perumahan POLRI/BRIMOB sebanyak 300 unit di Kwitang-Jakarta, dirinya menekankan agar penyediaan rumah bagi pegawai harus diperhatikan. Jangan pengadaan rumah dijadikan sebuah proytek sehingga sarat dengan mark up dan KKN, katanya. Faktanya, seperti saat ini. Rumah yang didirikan oleh Angkatan baru dilakukan oleh Angkatan Laut dan POLRI.Sementara Angkatan Darat dan Angkatan Udara belum. Kenapa begitu, alsannya di kedua angkatan ini tanahnya susah. Kenapa di AL bisa, karena mereka tertib sementara di AD dulu tanahnya banyak diambili untukruislag, tuturnya.
Rencananya, untuk perumahan PNS akan dibangun melalui dana Bapertarum di 62 kabupaten/kota sebanyak 52.000 unit.Untuk TA 2003 akan dibangun sebanyak 15.000 unit dan sisanya akan dibangun tahun 2004. Sementara itu, untuk perumahan TNI-AL akan dilakukan di tujuh Lantamal sebanyak 40.700 unit Rumah Sehat. Khusus untuk tahap I TA 2003 akan dibangun di Surabaya dan Teluk Rantai sebanyak 25.000 unit. Sedangkan POLRI akan dibangun Rumah Susun Sewa (Rusunawa) sebanyak 52 unit yang akan mampu menampung paling tidak 1.600 KK.
Perumahan bagi PNS yang akan dibangun ini dikhususkan bagi PNS golongan I s/d III.Seperti di Blitar telah dibangun 5.640 unit Rumah Sehat Sederhana, dan di Driyorejo sebanyak 15.000 unit. Demikian pula di Aceh akan dibangun 10.000 unit RSS dan 1.200 unit di Palu untuk tahap pertama dari total yang akan dibangun sebanyak 3.000 unit.
Melalui video conference yang dilakukan Gubernur Aceh dan Gubernur Sulawesi Tengah dengan Presdien RI, rumah yang dibangun ini nantinya akan mendapatkan fasilitas kredit ringan selama 15 tahun. Contohnya RS yang dibangun di Nangroe Aceh Darrusallam dibangun dengan tiga type. Type pertama permanen dijual seharga Rp 36 juta untuk karyawan berpenghasilan Rp 900 1,5 juta, type dua semi permanen seharga Rp 25 juta bagi pegawai berpenghasilan Rp 500-900 ribu. Sedangkan type tiga tidakada yang berminat, kata Dinas Permukiman NAD.
Rumah murah yang dibangun ini, memang ditujukan bagi PNS dan anggota TNI/POLRI yang belum memiliki perumahan. Untuk bisa mendapatkan data pegawai yang belum memiliki rumah Pemda akan bekerjasama dengan Bapertarum atau Korpri dan Yayasan ASABRI. Pembangunan dilakukan bekerjasama dengan Perum Perumnas sementara pengadaan prasarana dasar seperti jalan, air dan listrik disediakan oleh Pemerintah. Diharapkan bila didapatkan rumah yang baik ini dapt membentuk kukalitas hidup warga Indonesia menjadi lebih baik, kata Soenarno dan menjelaskan bahwa rumah dibangun disesuaikan dengan kondisi alam atau budaya setempat.(catrin)
Pusdatin(21082003)
Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum
Website: pu.go.id
Facebook: kemenPU
Instagram: kementerianpu
X: kemenPU
TikTok: @kemenpu
Youtube: kemenPU
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat