Bertempat di Masjid Agung Palembang-Sumatera Selatan yang terletak di sisi Jembatan Ampera, dan di hadapan ribuan masyarakat setempat Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarno Putri hari ini (16/06) mencanangkan dimulainya pembangunan jalan lintas timur Sumatera, ditandai dengan menekan tombol sirene. Didampingi Taufik Kiemas, Gubernur Sumsel Rosihan Arsyad, sejumlah Menteri Kabinet Gotong Royong yaitu Menko Perekonomian Dorojatun Koentjoroyakti, Menkimpraswil Soenarno, Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Danuri, Menteri Agama Said Agil Munawar, dan Menteri Ristek dan Teknologi Hatta Rajasa, dan tokoh masyarakat Palembang, Megawati juga meresmikan Masjid Agung Sultan Badaruddin yang telah direnovasi dan penggunaan nama Jalan Cik Agus Kiemas yang berlokasi di sebelah utara Masjid Agung.
Sebelum menekan tombol, Megawati yang saat melihat pemutaran film lintas timur nampak terharu dengan kondisi jalan yang sangat parah dan berlubang besar. Jalan Lintas Timur Sumatera yang melintas sepanjang 2.508 km merupakan ruas yang sangat potensial dan strategis.
Berbagai hasil produksi setiap harinya melewati ruas ini. Saat ini, Lintas Timur memiliki rata-rata lebar enam meter walau sekitar 150 km masih memiliki lebar 4,5-5 meter. Rencananya peningkatan jalan akan dilakukan dari 6-8 ton muatan gandar menjadi 10 ton, jelas Soenarno. Pengerjaan pembangunan akan dilaksanakan mulai pertengahan bulan Juni 2003.
Semenjak krisis ekonomi, perbaikan dan peningkatan jalan atas ruas Lintas Timur ini tidak pernah lagi dapat dilakukan. Akibantya, jalur lintas favorite ini dari dua lintas lainnya yang ada yaitu Lintas Tengah sepanjang 2.232,60 km dan Lintas Barat 2.456,59 km rusak berat. Lubang-lubang besar dan jalan bergelombang menjadi hambatan bagi arus perekonomian. Diperkirakan ada sekitar 972,81 km jalan lintas timur yang rusak, ujar Soenarno seusai acara pencanangan.
Propinsi | Kondisi Jalan Baik (km) | Kondisi Jalan Rusak (km) | Panjang Ruas (km) |
---|
1. Lampung | 180,00 | 105,00 | 285,00 |
2. Sumsel | 169,19 | 216,81 | 406,00 |
3 Jambi | 118,30 | 96,90 | 215,20 |
4. Riau | 460,10 | 184,00 | 644,10 |
5. Sumut | 239,40 | 252,60 | 492,00 |
6. NAD | 368,20 | 97,40 | 465,60 |
Untuk perbaikan tersebut, dibutuhkan dana sebesar Rp 1,33 triliun yang akan dilaksanakan dalam tiga tahun anggaran. Perbaikan tersebut akandilakukan dengan system multi years (tahun jamak) dan dikerjakan secara serempak namun terutama di lintas Lampung dan Sumatera Selatan yang mengalami kerusakan paling parah, kata Soenarno.
Dalam pengerjaan konstruksi jalan, menurutnya akan diserahkan kepada perusahaan yang memiliki ISO. Hal ini diperlukan agar ada jaminan mutu pekerjaan, dan diharapkan selesai tahun 2005,tambahnya. Namun,pola multi years ini masih menanti persetujuan dari Menteri Keuangan.
Sementara hingga kini dana yang telah tersedia untuk pembangunan jalan baru Rp 378,14 miliar dari total dana yang dibutuhkan Rp 1,3 triliyun. Jadi masih dibutuhkan dana sebesar Rp 921 miliar, tutur Soenarno.Diharapkan penyediaan dana tersebut dapat dilakukan secara bertahap. Untuk tahun 2004 diharapakan tersedia dana Rp 467,5 miliar, tahun 2005 Rp 492,35 miliar.
Menurut Direktur Prasarana Wilayah Barat Maulana Singedikane, kerusakan yang terjadi menjadi semakin parah juga dikarenakan tidak tertibnya pengguna jalan serta kurangnya koordinasi diantara instansi terkait. Apa yang terjadi di lapangan bahwa jalan disediakan untuk kendaraan dengan muatan sumbu terberat (MST) 8 ton, ternyata dilewati MST mencapai 16 ton bahkan lebih,ungkapnya. Akibatnya, yang terjadi adalah jalan yang seharusnya bisa memiliki kekuatan cukup lama menjadi hanya singkat dan cepat rusak.
Untuk itu, pihaknya sangat mengharapkan melalui pencanangan ini semua instansi terkait dan pengguna jalan mau mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Toh, bila jalan baik kenyamanan berkendara dan keamannya serta jalur perekonomian bias lancar, tutur Maulana.
Karena bila jalan rusak, maka perbaikan ataupun peningkatan jalan tidak mudah dan mahal. Untuk ruas jalan di pulau Sumatera, dibutuhakan dana sekitar Rp 1,5 miliar per kilometernya. Jumlah yang cukup besar ini di karenakan beberapa ruas di lintas Sumatera kondisinya rawa, jelasnya. Bahkan, bila di Pulau Jawa bisa mencapai Rp 3 miliar, tambahnya. Jumlah ini menurut Maulana hanya untuk perbaikan sedangkan untuk pemeliharaan paling tidak dibutuhkan Rp 500 juta/km.