Bupati Indragiri Hulu, Drs. Thamsir Rachman mengakui, meski banjir di wilyahnya sudah merupakanhal yang rutin setiap tahun, namun kali ini menurut pengamatannya merupakan banjir terbesar dari kejadian banjir tahun-tahun sebelumnya.Kali ini kondisi air bahkan sudah 1,25 meter diatas banjir biasanya dan melampaui ketinggian tebing sungai.Hal ini menurut Thamsir sangat eratkaitannnya dengan maraknya penebangan kayu dikawasan hulu. Untuk itu, pihaknya telah membentuk tim untuk menindak illegal loging, penebangan liar yang sering mondar mandir di wilayahnya. Hal iniuntuk mengantisipasi jangan sampai terjadi kerusakan hutan di kawasan Daerah Aliran Sungai ( DAS ) hulu menjadi semakin parah.
Pihaknya bahkan berupaya untuk tidak mengeluarkan semacam IPK ( Ijin Penebangan Kayu ) di wilayah Indragiri Hulu " Tidak satupun yang akan saya keluarkan, karena sangat berbahaya bagi kelestarian hutan" tegas ThamsirRachman. Disamping itu menurutnya, perlunya kerja sama antar daerah dan antar kabupaten, antar propinsi , seperti Propinsi Riau dan PropinsiJambi dalam upaya penanggulangan masalah ini.
Pada musim hujan saat ini, kabupaten Indragiri Hulu kebanjiran pertama pada 24 Desember 2002 lalu, kemudian menyusul banjir pada 14 januari 2003, dan yang ketiga kalinya terjadi pada 24 Januari yang hingga kini belum juga surut, meskipun ada penurunan ketinggian air, itu hanya berkisar antara 20 - 25cm , kemudian air kembali naik lagi. Ketinggian air sungai saat ini tercatat 6,17 meter, padahal normalnya hanya 4,5 m dan ketinggian air sungai maksimum 6,56 meter.
Akibat dari semakin naiknya ketinggian sungai tersebut 58 desa di enam kecamatan terendam. Sebanyak 5.454 rumah penduduk rusak. Lahan tani seluas 1.485 hektar yang berupa tanaman palawija terendam, sementara 652 hektarkebun dan 24 hektar kolam ikan juga ikut terendam. Sementara itu bencana ini juga menelan korban jiwa empat orang meninggal . Kawasanlokasi transmigrasi di Sekip yang telah ditempatkan 135 KK dengan total jiwa 450 termasuk daerah rawan banjir. Penduduk trans dilokasi ini telah diungsikan ke tempat yang lebih aman dan mendatangkan guru kunjunguntuk membantu putusnya proses belajar mengajar warga setempat akibat banjir tersebut.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR-D Indragiri Hulu, Mazlan Majid merasa prehatin atas sikap para investor/pengusaha terhadap kegiatan penebangan kayu di wilayahnya yang kadang melampaui batasketentuan. Karena hal ini berdampak pada bencana banjir yang pada akhirnya sangat merugikan masyarakat bawah, yang menerima langsung dampak banjir. Pihaknya minta agar ada tindakan tegas dari pihak berwenang .
"Masyarakathanya bisa ngadu saja ke DPR, tetapirealisasinya kan ada pada petugas.Peraturannya harus dijalankan dantindakan hukum harus dilakukan , jangan sampaimasyarakat terus yang menjadi korban. " tegas Mazlan Majid.
Kemunduran Fungsi
Sementara itu Direktur Sumber Daya Air ( SDA ) Wilayah Barat, Ir. Karyadi Dipl.HE,yang didampingi Wakil Kepala Dinas Kimpraswil Propinsi Riau, Feisal Q Karim ,yang minggu lalu meninjau lokasi bencana banjir di Propinsi Riau mengatakan,bahwa kondisi sungai-sungai dan DAS di kawasan hulu di Propinsi Riau saat ini umumnya telah mengalami kemunduran fungsi. Daerah yang sebelmunya merupakan kawasan resapan air sudah banyak berubah. Itulah salah satu penyebab banjir di kawasan ini cenderung terus meningkat kwantitasnya. Keberadaan air sangat ditentukan oleh kondisi daerah resapan airnya.
Karena itu, menurut Karyadi, harus segera dilakukanpembenahan di kawasan hulu tersebut sekarang juga, tidak harus menunggu tahun depan atau kapan lagi. Dan ini menurutnya bukan hanya menjadi tanggung jawab Departemen Kimpraswil saja, tetapi merupakan tanggung jawab semua komponen bangsa.
Menurut Karyadi, ada tiga hal yang perlu diperhatikan bersama dalam upaya mengatasi bencana banjir seperti di Indragiri Hulu yang sepertinya rutin setiap tahun terjadi. Yaitu, care, share dan fair. Ketiga hal tersebut saling berkait untuk mewujudkan kepedulian semua pihak dalam mengatasi masalah banjir tersebut. Jika salah satu unsur tak terdapat disini maka penanganan yang dimaksud akan tidak seperti yang diharapkan. Peduli, saling membantu serta terbuka adalah merupakan kunci penanganan banjir secara terpadu. Kata Ir. Karyadi Dipl.HE yang wilayah kerjanya meliputi kawasan Sumatera dan pulau-pulaunya.
Sementara itu untuk perbaikan terhadap prasarana dan sarana pengairan yang perlu segera ditanganidi Indragiri Hulu menurutnya, antara lainadalah rehabiliatsi terhadap tanggul yang mengalami limpas dan jebol serta pintu -pintu air di lokasi transmigrasi Rawa Sekip di tiga blok seluas 3000 hektar yang kini sudah ditempati sebanyak 263 KK.
Dalam kesempatan yang sama Wakil Kepala Dinas KimpraswilPropinsi RiauFeisal Q Karim menambahkan , menurut tafsirankerugian per kabupaten sekitar Rp 20 - 50 milyar. Dan kerusakan yang mendesak untuk segera ditangani adalah jalan karena merupakan urat nadi perekonomian. Baik itu jalan nasional , jalan propinsi maupun jalan kabupaten.