Kolaborasi dengan Pemerintah Belanda, Kementerian PUPR Lanjutkan Program Urban Flood Resilience in Semarang City
Semarang – Sekretariat Jenderal, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelenggarakan Joint Steering Committe Meeting (JSC) on Water Indonesia - Belanda 2023 yang dilaksanakan pada Selasa - Kamis (27-29/11/2023) di Semarang dan Jakarta.
Rangkaian JSC 2023 diawali dengan kegiatan tinjauan lapangan di Semarang oleh Direktur Jenderal Air dan Tanah, Kementerian Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda, Jaap Slootmaker yang didampingi oleh Perekayasa Ahli Utama Balai Hidrolika dan Geoteknik Keairan selaku Ketua Harian Pelaksana Kerja Sama Indonesia - Belanda Arie Setiadi Moerwanto, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana Harya Muldianto, dan Kepala Biro PAKLN Kementerian PUPR Edy Juharsyah.
Peninjauan dilaksanakan di program Urban Flood Resilience Semarang (Rumah Pompa Kartini, Rumah Pompa Kandang Kebo, dan Rumah Pompa Lanal Sungai Kali Baru) yang dibiayai oleh hibah Develop2Build, Belanda dengan nilai sekitar 1 juta EUR, dan Pompa Banger, yang desainnya dibiayai dengan hibah Pemerintah Belanda di tahun 2007-2008.
“Terima kasih kepada Pemerintah Kota Semarang. Kunjungan kami disini untuk menunjukkan kepada Direktur Jenderal Air dan Tanah Belanda mengenai proyek-proyek yang didukung oleh Pemerintah Belanda di Semarang. Sekaligus mendiskusikan tahapan selanjutnya dari proyek kolaborasi tersebut,” jelas Arie Setiadi pada kegiatan kunjungan lapangan, Selasa (28/11/2023).
Arie kemudian menjelaskan, proyek Urban Flood Resilience Semarang merupakan implementasi dari kesepakatan hibah yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR RI dan Duta Besar Kerajaan Belanda pada Juni 2022 dan berlaku efektif hingga tahun 2024.
Hibah digunakan untuk mendanai studi persiapan untuk meminimalkan jumlah kejadian dan frekuensi banjir akibat hujan, kenaikan permukaan air laut dan meningkatkan risiko ketahanan infrastruktur akibat perubahan iklim di Kota Semarang.
“Menteri PUPR telah setuju untuk melanjutkan proyek ini ke tahap II, yaitu DED dan studi kelayakan pembiayaan konstruksi infrastruktur tangguh banjir, berdasarkan hasil dari Pre-FS.
Setelah hasil studi selesai, konstruksi akan dilaksanakan dan dibiayai melalui skema blended-financing,” jelas Arie.
Arie juga menerangkan mengenai Polder Banger System yang merupakan hibah dari Pemerintah Belanda yang juga di bawah payung MoU on Water Indonesia – Belanda. Program tersebut merupakan pembelajaran dalam pengendalian banjir di Kota Semarang, dan untuk selanjutnya dapat dilanjutkan dan direplikasi ke tempat lain.
“Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda belajar cukup banyak di project ini. Dan kami masih punya tantangan besar untuk optimalisasi operasional dan pemeliharaannya. Pertama kita tangani banjirnya, kemudian kualitas air minumnya,” tambah Arie.
Saat ini, PDAM Kota Semarang Tirta Moedal juga sedang bekerja sama dengan WaterWorx untuk penyediaan air minum di Kota Semarang.
Direktur Jenderal Air dan Tanah, Kementerian Infrastruktur dan Manajemen Air Belanda, Jaap Slootmaker mengapresiasi Kementerian PUPR dan Pemerintah Kota Semarang atas komitmennya untuk menyelesaikan permasalahan dan tantangan di bidang sumber daya air.
“Terima kasih telah mengatur kegiatan ini dengan informatif. Ini merupakan pengalaman yang menarik, karena kita dapat melihat secara langsung tantangan di bidang Sumber Daya Air yang dihadapi oleh Kota Semarang. Tentu ke depannya masih banyak proyek kolaborasi yang bisa kita lakukan bersama. Jadi kita bisa berbagi dan bertukar pengalaman mengenai pengelolaan sumber daya air di negara masing-masing dan berdiskusi mengenai solusi yang dibutuhkan,” tandas Jaap Slootmaker. (May)