Kekeringan Di Jawa Timur

Kekeringan Di Jawa Timur

10269 Print

KEKERINGAN DI JAWA TIMUR TIDAK SEPARAH YANG DIPERKIRKAN

KEKERINGAN DI JAWA TIMUR TIDAK SEPARAH YANG DIPERKIRKAN

 

Untuk melihat secara langsung dampak kekeringan yang melanda Pulau Jawa, Dirjen Pengairan Dep. Kimpraswil Dr.Ir. Rustam Sjarief, MNRM mengadakan safari kekeringan di propinsi paling timur di Pulau Jawa ini.

Safari ini dilakukan dengan menelusuri berbagai daerah tingkat II mulai dari Kab. BojonegoroÒhingga Kab. Banyuwangi. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah adalah dengan membangun Bendung Gerak Babat yang sedang dilakukan pembangunannya di bagian hilir dari Sungai Bengawan Solo.

Menurut Dirjen Pengairan, Dr. Ir. Roestam Sjarief, MNRM, pembangunan Bendung gerak Babat yang sedang dilaksanakan ini, selain fungsinya untuk pengendalian banjir, juga dapat berfungsi sebagai penampung air hujan atau long storage yang nantinya akan dipergunakan bila musim kering tiba.

Selain itu juga akan berfungsi sebagai penyuplai air irigasi bagi sekitar 14.000 Ha sawah, air baku untuk air minum dan air industri. Untuk air baku akan menyuplai kota Surabaya dan sekitarnya yang perkembangan penduduknya cukup pesat. Juga untuk daerah industri perminyakan yang nantinya akan dikembangkan di daerah Cepu Ò Bojonegoro.

ppw2907031a.jpgDalam pelaksanaan pembangunannya, memang tidak ditemui kendala-kendala di lapangan khususnya pada Fase I pelaksanaan bendung ini. Namun nantinya, ketika akan dilaksanakan Fase II dari rencana pembangunan bendung gerak ini, perlu diperhatikan masalah pembebasan lahan ini.

Namun dalam Fase II ini, para Bupati yang akan mengambil manfaat dari bendungan ini sudah bersepakat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Selain meninjau Bendung Gerak Babat ini, jugaWaduk Pacal yang dibangun pada masa pemerintahan Kolonial Belanda di tahun 1933. Kondisi waduk tersebut saat ini hanya berfungsi sekitar 60 persen saja, yaitu hanya mampu menyuplai kebutuhan air sekitar 5.900 Ha persawahan.

Menurut Roestam, kondisi waduk tersebut saat ini memang sudah cukup berfungsi bila melihat masa life time dari waduk ini yang telah berusia sekitar 70 tahun. Padahal rata-rata usia waduk antara 50 Ò 100 tahun untuk waduk-waduk tertentu.

ppw2907031b.jpgKondisi kurangnya air di waduk ini memang disebabkan oleh lingkungan sekitar waduk yang merupkan daerah tangkapan airnya Ò sudah rusak cukup parah. Karena itu bila ingin melakukan rehabilitasi di waduk ini, harus dibenahi dulu masalah ini.

Sementara itu, menurut rencana Ò untuk jangka panjang, dalam meghadapi musim hujan dan kemarau, di Kab. Banyuwangi akan membangun Waduk Bajulmati Ò yang airnya akan memanfaatkan Sungai Bajulmati.

Namun sejauh ini, tetap terus dilakukan pengkajian yang lebih mendalam lagi, terutama masalah porusitas dari rencana bakal waduk tersebut. Sementara untuk pengadaan lahannya sudah tersedia dari Perum Perhutani.

Secara keseluruhan, Dirjen Sumber Daya Air, DR. Ir. Roestam Sjarief, MNRM, menyatakan bahwa kekeringan yang melanda provinsi Jawa Timur ini, tidak separah yang diperkirakan dan diberitakan oleh mass media.

Pasalnya, pengelolaan air di provinsi ini sudah cukup baik dan jauh lebih bagus dari daerah-daerah lainnya terutama Jawa Barat danJawa Tengah. Terbukti banyaknya petani yang berperan aktif, terutama dengan memanfaatkan pompa-pompa air untuk memenuhi kebutuhan pertaniannya.
 

Humas SDA - 29 Juli 2003

Apakah informasi di atas cukup membantu?

Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum
Website: pu.go.id
Facebook: kemenPU
Instagram: kementerianpu
X: kemenPU
TikTok: @kemenpu
Youtube: kemenPU
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat

Berita Terkait