Infrastruktur Dan Pelakunya Adalah Kunci Suksesnya Pembangunan di Indonesia
Pemerintah saat ini sedang giat-giatnya mempercepat pembangunan Infrastruktur. Apalagi dengan kenyataan dimana sektor konstruksi menyumbangkan 10 % Produk Domestik Bruto (PDB), tentunya mempercepat pembangunan Infrastruktur secara otomatis akan mempercepat pertumbuhan ekonomi bangsa.
“Ada dua hal yang penting bagi bangsa Indonesia saat ini, pertama Infrastruktur dan yang kedua para pelaku yang akan melaksanakannya. Disinilah peran Pemerintah, khususnya Direktur Jenderal Bina Konstruksi untuk memberi kontribusi nyata terhadap pembangunan Infrastruktur di Indonesia”, ujar Plt. Dirjen Bina Konstruksi Hediyanto W. Husaini pada Rapat Konsultasi Regional Direktorat Jenderal Bina Konstruksi TA. 2015, Senin (20/04) di Jakarta.
Peningkatan kualitas sumber daya konstruksi bukan hanya untuk program pemerintah saja, namun juga untuk menghadapi persaingan global yang hanya tinggal di depan mata terutama di lingkup ASEAN. Seperti diketahui, pasar konstruksi Indonesia akan menarik pengusaha jasa konstruksi datang ke Indonesia mengingat Indonesia merupakan pasar konstruksi terbesar di ASEAN, dengan kontribusi lebih dari 67 % terhadap pasar konstruksi ASEAN.
"Bahkan pertumbuhan pasar konstruksi di Jakarta sendiri menempati posisi tertinggi di ASIA saat ini. Tak heran potensi keuntungan yang dapat diraih dari usaha jasa konstruksi di Indonesia termasuk tertinggi di ASEAN”, ungkap Hediyanto.
Dengan kenyataan itu, pertanyaannya apakah Indonesia mampu mempertahankan pasar konstruksi menjadi milik para pelakunya. Perlu menjadi perhatian bahwa pertumbuhan rata-rata tenaga kerja konstruksi hanya 6 %. Masih belum seimbang jika melihat pertumbuhan rata-rata nilai konstruksi sebesar 21 % per tahun. Dengan demikian masih ada gap antara pelaku dan pekerjaan konstruksinya.
Dengan laju penambahan tenaga ahli dan terampil sebesar 73.500 per tahun, sementara pemenuhan kebutuhan tambahan tenaga ahli dan terampil untuk mendukung tambahan investasi infrastruktur sebesar Rp 500 T di tahun 2015, yang diperkirakan mencapai 500 ribu tenaga ahli dan terampil, maka Indonesia harus bekerja keras mencetak tenaga ahli dan terampil agar siap dalam waktu singkat.
Berbagai upaya telah dipersiapkan dan dilakukan Pemerintah, antara lain pembinaan Jasa Konstruksi yang berbasis kewilayahan, untuk memetakan kebutuhan sumber daya konstruksi berdasarkan pendekatan besaran nilai Infrastruktur pada setiap wilayah. Pemenuhan kebutuhan sumber daya infrastruktur pada proyek-proyek strategis harus menjadi prioritas utama, terutama pada wilayah-wilayah yang sedang melaksanakan pembangunan Infrastruktur yang besar seperti pada wilayah perbatasan maupun pada wilayah-wilayah yang sedang melaksanakan pembangunan Infrastruktur yang masif (seperti jalan toll dan pembangunan bendungan).
“Usahakan pula setiap pekerjaan konstruksi dilakukan dengan precast agar lebih efisien dan berkualitas. Selain itu jangan biasakan mengerjakan proyek konstruksi terburu-buru pada akhir tahun, tapi usahakan pada saat musim panas sehingga pekerjaan lebih berkualitas”, tegas Plt. Dirjen Bina Konstruksi. (tw/hl)
Pusat Komunikasi Publik
Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum
Website: pu.go.id
Facebook: kemenPU
Instagram: kementerianpu
X: kemenPU
TikTok: @kemenpu
Youtube: kemenPU
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat