HUNIAN IDEAL DAPAT DICAPAI MELALUI BANGUNAN VERTIKAL
HUNIAN IDEAL DAPAT DICAPAI MELALUI BANGUNAN VERTIKAL
Konsep hunian ideal adalah tempat dimana di dalamnya tersedia prasarana dan sarana dasar (PSD) dengan kualitas memadai, lingkungan yang asri (sehat), aman, harmonis dan mandiri serta produktif bagi penghuninya. Konsep ini tercetus dari Seminar Sehari Dengan Tema Mencari Konsep Hunian Ideal di Jakarta yang digelar Forum Wartawan Perumahan Rakyat Rabu (28/3) di Jakarta.
Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen PU, Agoes Widjanarko menyatakan hunian ideal mengacu kepada Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 217/KPTS/M/2002 yaitu lingkungan yang Sehat, Aman, Harmonis dan Berkelanjutan dalam Upaya membentuk masyarakat berjatidiri, mandiri dan produktif .
Sedangkan bila mengacu Peraturan Menteri PU No.49/PRT/M/2005 konsep hunian ideal apabila di dalamnya terdapat tingkat pelayanan dan fasilitas umum yang memadai dan adanya ruang terbuka hijau serta terdapat kegiatan ekonomi sehingga masyarakatnya dapat beraktivitas dengan aman bebas dari kriminal dan kerusuhan sosial.
Agoes Widjanarko menuturkan, untuk mewujudkan hunian yang ideal pihaknya telah menyusun berbagai program prioritas. Untuk wilayah perkotaan pihaknya akan menangani kawasan kumuh yakni meningkatkan kualitas permukiman bagi kaum miskin dan nelayan dengan cara memberikan dukungan infrastruktur sambil menata bangunan dan lingkungannya. Selain itu, mengupayakan pembangunan rusunawa dan mengembangkan rumah sederhana sehat (RSH).
Sedangkan untuk di kawasan perdesaan, Ditjen Cipta Karya telah merencanakan pembangunan infrastruktur berskala kawasan (argopolitan dan desa pusat pertumbuhan) dan skala lingkungan seperti bantuan program pembangunan infrastruktur perdesaan (PPIP) pada pulau-pulau kecil/terluar, dan kawasan perbatasan.
Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Yusuf Ashari menilai meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi telah menyebabkan kebutuhan akan lahan di kota besar semakin meningkat. Padahal seperti halnya kota-kota di dunia keberadaan kota tidak mungkin diperluas.
Menurut Menpera masalah lainnya, kelangkaan tanah di lokasi strategis di kota besar biasanya hanya dikuasai oleh pemodal besar, disamping hilangnya kawasan resapan air di daerah penyangga Jakarta seperti Depok, Tangerang dan Bekasi.
Masalah ini menjadikan tumbuhnya lokasi hunian kumuh di kota yang sering di-ikuti oleh rendahnya kualitas sanitasi, tutur Yusuf.
Kesemua itu, tambah Menpera berdampak pada buruknya kualitas udara, timbunan sampah yang juga berujung pada terjadinya banjir akibat konservasi lahan di daerah penyangga. Padahal rumah yang layak atau ideal bila bangunan rumah minimal telah memenuhi keselamatan bangunan, asri, aman, teratur dan sesuai tata ruang serta kelayakan prasarana dan sarana lingkungan.
Menurut Pakar Perencanaan Perkotaan, Danisworo untuk menciptakan hunian yang ideal di kota besar seperti Jakarta saat ini cukup sulit. Pasalnya, selain karena terbatasnya lahan harganya juga sangat mahal. Sehingga tidak ada cara lain untuk mengatasinya kecuali membangun hunia bertingkat (Vertikal). Namun demikian, untuk mewujudkan impian ini dibutuhkan satu generasi yang dinilai telah memiliki budaya yang lebih maju untuk tinggal di rumah susun. (Sony)
Pusat Komunikasi Publik
280307
Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum
Website: pu.go.id
Facebook: kemenPU
Instagram: kementerianpu
X: kemenPU
TikTok: @kemenpu
Youtube: kemenPU
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat