Dalam turut meningkatkan pengembangan kawasan agropolitan di kabupaten Cianjur, Jabar, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) telah membangun Prasarana dan Sarana Dasar(PSD) senilai Rp 3,2 miliar. Bantuan PSD itu diberikan kepada Desa Sindangjaya dan Desa Sukatani di wilayah Kecamatan Pacetyang merupakansatu dari delapan kabupaten yang menjadi program rintisan Kawasan Agropilitan yang ditetapkanpemerintah. Bantuan itu dimaksudkan untuk membantu pemerintah daerah Jabar agar dapat secara optimal mengembangkan kawasan tersebut.
Pengembangan Kawasan Agropolitan (PKA) yang dinilai memiliki dimensi pengembangan wilayah berbasis pada pengembangan sistem dan usaha agribisnis. Sejalan dengan itu maka pelaksanaannya harus dilakukan secara terpadu dengan pembangunan lainnya, misalnya di-ikuti dengan peningkatan gizi, pendidikan, permukiman di lingkungan para petani.
Demikian diutarakan Sekretaris Dirjen Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan Dep.Kimpraswil, Ir. Sugimin saat mendapingi Asda II Kab. Cianjur, H. Rusli Hartono selaku Ketua Pokja Kabupaten, meresmikan bangunan unit pengelola Argopolitan di Jabar, Jumat (25/7) lalu. Sugimin yang saat itu mewakili Dirjen Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan (Perkotdes) mengingatkan bahwa peran pemerintah pusat dalam bidang ini adalah membantu pemerintah daerah agar dapat secara optimal khususnya dalam mendukung mengembangkan kawasan agropolitan di wilayah itu.
Menurutnya, selama 2 tahun sejak 2002, Ditjen Perkotdes telah membantu pengembangan kawasan agropolitan yang terdapat di delapan kabupaten/propinsi, yang kini menjadi 52 kawasan.Diakui, dari kedelapan kawasan yang dibantu, kabupaten Cianjur merupakan penerimadana terbesaryakni sekitar Rp 3,2 miliar yang diwujudkan dalam bentuk pembangunan PSD.Dikatakan pula, berdasarkan pengalaman program rintisan tahun lalu, keberhasilan gerakan PKA sangat ditentukan oleh komitmen dan kemampuan Pemda setempat dalam mengkoordinasikan dan mensinergikan berbagai program dan proyek.
Sementara itu Pimpro Pengembangan Prasarana dan Sarana Desa Agropolitan (P2SD-Agro) Ir. Sanusi menjelaskan, sejak 2002 hingga saat ini pihaknya telah mengalokasikan dana sekitar Rp 2,3 miliar. Dana itu telah dan akan dipergunakan untuk membangun/meningkatkan jalan poros desa, pembuatan saluran air dan gorong-gorong, pembuatan sarana saluran air bersih/baku. Selain itu, dana TA 2003 melalui ABT APBN digunakan untuk peningkatan Jalan Poros Desa yang diaspal, Faram-Road coor Beton, Peningkatan saluran air baku, pembuatan Talud Kiri-knan Farm-Road dan Pembangunan Halte Agribisnis dengan nilai sekitar Rp 1,4 miliar.Realisasi fisiknya kini telah mencapai 46%.
Sedangkan bagi dana APBN murni direncanakan akan dimanfaatkan untuk meningkatkan jalan poros desa yang akan diaspal, sepanjang 2 km,peningkatkan Farm-Road Wisata Agro (1,5 km) dan peningkatan saluran pembawa air baku sepanjang 2 km dengan nilai total sekitar Rp 975 juta. Namun, hingga kini progress fisiknya belum berjalan, karena proyeknya masih dalam proses lelang.
Pada kesempatan yang sama Asda II Kab. Cianjur Rusli Hartono mengaku, pihaknya dalam TA. 2003 telah mengusulkan dana bagi pengembangan kawasan agropolitan sebesar Rp 8 miliar. Dana sebesar itu nantinya, sebagian besar akan digunakan untuk membangun prasarana dan sarana yang dinilai masih dibutuhkan untuk memperlancar arus angkutan hasil pertanian masyarakat di wilayah Cianjur. Disampingitu, pelatihan agrobisnis, perkuatan modal dan pengembangan kelembagaan serta pengembangan asosiasi industri akan dilaksanakan."Oleh karena itu Anggaran tahun ini lebih besar, ketimbang tahun lalu," tegasnya.
Kepala Pusat SDM dan Wiraswasta Agribisnis yang hadir saat itu mengungkapkan, untuk kemajuan pengembangan kawasan agropolitan ke depan, pihaknya merencanakan untuk mendirikan kelembagaan petani. Dia menginginkan suatu saat asosiasi dan koperasi di kecamatan Pacet bisa berjalan. Pertanian organik juga akan dipadukan dengan pertanian terpadu. Termasuk di dalamnya pengelolaan hasil usaha tani. "Pelatihan bagi petani juga akan dikembangkan. Sehingga nantinya banyak orang yang akan belajar ke sini untuk belajar pertanian modern," ucapnya.
Menurutnya, sebelum melangkah kesana, pihaknya menyarankan agar dibuat master plant yang disusun dengan melibatkan semua unsur masyarakat seperti para pakar dibidangnya. Dengan rencana 3-5 tahun ke depan dirinya yakin pemerintah sanggup memfasilitasi pertemuan tersebut.