DAMPAK KEKERINGAN DIATASI DENGAN PADAT KERYA

DAMPAK KEKERINGAN DIATASI DENGAN PADAT KERYA

10432 Print

DAMPAK KEKERINGAN DIATASI DENGANPADAT KERYA

 MenteriPermukiman dan prasarana Wilayah menegaskan, untuk menanggulangi dampakkekeringan terutama di Pulau Jawa segera dilakukan langkah-langkah penanganansecepatnya.

 Setidaknyaada tiga langkah kongkrit untuk mengatasi hal itu melalui program jangka pendek,menengah dan jangka panjang  Kata Menkimpraswil Soenarno, disela-sela acarapembukaan Asean Experts Meeting yang dikuti 10 Delegasi Negara Asean di JakartaJumat (22/2003).

 Menterimerinci ketiga langkah kongkrit tersebut, pertama diadakan program padat karyaberupa pembersihan saluran-saluran yang saat ini kering, perbakan pintu-pintuair, bendung, embung , sambil menunggu hujan turun. Setiap harinya akandiberikan upah sekitar Rp. 15 ribu/per orang/hari  Ujar Soenanro. Disamping itu akan diberi beras murah agar masalah kekeringan ini tidakberdampak sosial yang lebih luas  imbuhnya.

 Sedangkanjangka menengah, dengan melakukan upaya-upaya bagaimana sumber air kedepan disiapkan melalui reboasasi hutan sekitar 300 ribu hektar di 21 wilayahsungai di Indonesia. Menurutnya dalam waktu dekat akan segera di lakukan gerakan[enghijauan denghan alokasi i dana reboisasi sekitar Rp 1 trilyun.

Sementarauntuk jangka penjang, yakni  membuatembung-embung yang tersebar diseluruh wilayah yang kena dampak kekeringan,utamanya daerah yan saat ini telah siap sehingga tahun depan bisa dimanfaatkan,serta mencari sumber-sumber  airminum mungkin memanfaatkan air tanah dengan pengeiboran  dan didistribusikan ke daerah yang memerlukan.

 Disampingitu pula, kata Soenarno, perlu menghutankan kembali 3 juta haktar yang saat inidalam kondisi kritis. Namun diakui Soenarno perlui proses yang panjang atausekitar 5 tahun. Sementara selama proses itu seluruh reservoar, waduk, embung,sungai harus juga kita fungsikan optimal. Menjelang musim hujan ini kalaumemungkinkan dilakukan modifikasi cuaca / hujan buatan supaya waduk-waduk bisaterisi penuh.

ExpertMeeting.

 SementaraSekjen Dep Kimpraswil, Djoko Kirmanto menjawab pertanyaan seputar pertemuan para ahli konstruksi dari 10 negara Asean mengatakan, masalah infrastruktur sangat potensial untukmendorong pertumbuhan ekonomi walau diakuinya bahwa tidak semua negara ibisa membangun infrastruktur sesuai yangdiinginkan karena menghadapi berbagai masalah, terutama masalah pembiayaan.

 Olehkarenanya, dalam expert meeting ini para ahli itu mencoba mendiskusikaniberbagai masalajh  pembangunaninfrastruktur, serta saling bertukar pengalaman sesama angota  Aseandalam  penanganan infrastruktur di mading-masing negerinya.

  Dalamacara ini, menurut Djoko Kirmanto akan diperoleh kesimpulan untuk menjadi acuandalam Forum Infrastruktur Asia Pasifik yang akan berlangsung di Bali bulanOktober nanti.

 Diharapkan,dalam forum di Bali itu, selain pernyataan politik, juga ada semacam MOUbilateral,  misalnyaantara pemerintah Indonesia dengan salah satu negara peserta forum.

Intinyaada kerjasama dibidang tertentu, bahkan dengan swasta pun dimungkinkan adanyaMOU, misalnya investasi di bidang air bersih, jalan tol dsbnya, tegasnya.

 Pertemuanpara ahli konstruksi Asean yang di buka hari ini, Jumat, 22/8. akanberlangsung selama dua hari, diikuti oleh peserta dari Cina, Jepang, Korea Selatan, Indonesiua, Hongkong, Siingapura, Malyasia,Filiphina, Thailand.(jons)

 Pusdatin

(22/8/2003)

Apakah informasi di atas cukup membantu?

Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum
Website: pu.go.id
Facebook: kemenPU
Instagram: kementerianpu
X: kemenPU
TikTok: @kemenpu
Youtube: kemenPU
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat

Berita Terkait