Musim hujan telah tiba. Di beberapa tempat di negara ini terutama yang daerahnya rawan banjir - mulai was-was. Apalagi di beberapa daerah, curah hujan yang turun intensitasnya cukup tinggi.Banjir sewaktu-waktu bisa terjadi. Salah satunya adalah Riau.
Akibat curah hujan yang tinggi, di beberapa tempat di provinsi Riau dilanda banjir. Selain itu banjir yang terjadi kali ini juga disebabkan adanya pembabatan hutan secara besar-besaran. Merekamenggunakannya untuk perkebunan kelapa sawit dan karet.
Penyebab lainnya, dalam dua dekade terakhir - sudah sekitar sejuta ha hutan di provinsi ini, dibabat. Sehingga jumlah hutan yang tersisa di provinsi ini hanya sekitar 9 juta ha dari sebelumnya yang mencapai 10 juta ha. Terutama di Bukit Barisan dan Hutan Lindung Mahato.
Selain itu juga diakibatkan oleh adanya pendangkalan sungai yang mengalir di provinsi ini. Pendangkalan tersebut terjadi karena pembuangan limbah dari puluhan pabrik pengolahan kayu yang berada di sepanjang sungai-sungai tersebut.
Beberapa Kabupaten
Ada sekitar 15 sungai yang bermuara di Provinsi Riau. Dimana empat diantaranya adalah sungai besar. Yaitu, pertama, Sungai Siak yang mempunyai panjang 300 km dengan kedalaman antara 8-12 m. Kedua, Sungai Rokan dengan panjang sekitar 400 km, berkedelaman 6-8 m. Ketiga, Sungai Kampar yang panjangnya sekitar 400 km dengan kedalaman sekitar 6 m. Dan yang terakhir adalah Sungai Indragiri dengan panjang sekitar 500 km dan kedalaman antara 6-8 m.
Keempat sungai besar tersebut bermuara ke Selat Malaka dan Laut Cina Selatan. Sungai-sungai tersebut juga dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan sebagai sarana perhubungan bagi masyarakat setempat. Tiga diantaranya, Sungai Rokan, Sungai Siak dan Sungai Kampar merupakan sungai lintas provinsi.
Hujan yang terus-menerus turun dengan intensitas yang tinggi, menyebabkan beberapa sungai tersebut meluap. Hingga menyebabkan beberapa kabupten dilanda banjir. Antara lain, Kab. Rokan Hulu dan Rokan Hilir, Kab. Kampar Kab. Pelalawan, Kota Pekanbaru, Kab. Indragiri Hulu, dan Kab. Kuantan Singingi.
Di Kab. Rokan Hulu dan Rokan Hilir , intensitas hujan yang tinggi menyebabkan Sungai Rokan meluap. Menyebabkan banjir dan menggenangi di 27 Desa yang berada di tujuh kecamatan.
Akibat banjir tersebut, menyebabkan 74 rumah hanyut dan sekitar 2.960 KK mengungsi serta ratusan hektar sawah tergenang. Padahal baru saja memasuki musim tanam padi.
Di Kab. Rokan Hulu setidaknya lima kecamatan tergenang air. Antara lain Kec. Tambusai, Kepenuhan, Kota pasir pengairan, Tandun dan Kec. Kunto Darussalam. Pada Kab. Rokan Hilir di Kec. Tanah Putih juga tergenang air.
Jalur Sumatera lintas timur dari sumatera Utara menuju Pekanbaru yang mlelalui Kab. Rokan Hilir tergenang air. Menyebabkan ratusan bus dan truk terjebak genangan air di badan jalan tersebut. Beberapa ruas jalan di Kec. Tanah Putih mulai dilanda longsor.
Sekitar 36 yang berada di enam kecamatan di Kab. Kampar, juga tergenang air. Masing-masing di Kec. Siak Hulu, Tambang, Kampar, Kampar Kiri Hulu, Kampar Kiri Hilir dan Kec. Kampar Kiri.
Banjir di kabupaten tersebut menyebabkan 4.200 rumah, 11 gedung sekolah, 11 ha kebun jeruk dan 5,5 ha palawija juga ikut terendam. Disamping juga menyebabkan kerugian pada usaha penggalian pasir serta menghanyutkan 171 keramba ikan di sepanjang aliran Sungai Kampar.Beberapa ruas jalan yang menghubungkan Riau daratan dan Sumatera Barat yang melewatiPayakumbuh juga tergenang.
Di lima kecamatan pada Kab. Pelalawan juga tergenang air. Genangan tersebut terjadi akibat meluapnya Sungai Kampar yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2002 lalu. Ketinggian air terus bertambah, yang saat ini telah mencapai sekitar 1,5 m.
Puluhan desa di kabupaten tersebut terisolir, yang menyebabkan 1.718 rumah tergenang - karena ketinggian air pada tanggal 22 Januari 2003 telah mencapai 4 m di atas permukaan air normal.
Beberapa ruas jalan juga tergenang. Diantaranya di Jembatan Kerinci, di Kec. Pangkalan Kerinci terendam air dengan ketinggian mencapai 1,5 m dengan panjang ruas jalan yang terndam sekitar 7 km.
Sementara di Kota Pekanbaru, meluapnya Sungai Siak pada tanggal 28 Desember 2002 menyebabkan tiga kecamatan dan 7 kelurahan dilanda banjir. Yang tercatat, 250 ha permukiman perkotaan, 399 rumah penduduk, prasarana jalan, dan drainase tergenang. Ketinggian genangan air tersebut antara0,4 m hingga 0,8 m.
Di Kab. Indragiri Hulu, banjir kembali terjadi pada tanggal 26-29 Januari 2003 yang melanda Kec. Rengat Barat, Pasir penyu, Kelayang, Peranap dan Kec. Rengat. Banjir yang terjadi kali ini menyebabkan korban meninggal sebanyak empat orang, 5.454 rumah tenggelam, 130 KK mengungsi, dan sekitar 1.484 ha lahan pertanian juga tergenag air.
Sebelumnya di kabupaten tersebut pada tanggal 30 Desember 2002 juga terkena banjir. Yaitu di daerah Rawa Cinaku I, Rawa Sekip dan Rawa Rengat di Kec. Rengat. Yang masing-masing area yang tergenang 1.108 ha, 2.550 ha dan 1.500 ha. AkibatnyaSelain juga yang terkena banjir di Daerah Rawa Dagang, Kec. Rengat Barat seluas 5.383 ha. Ketinggian air berkisar 25 - 100 cm.
Tindakan Darurat
Beberapa tindakan darurat telah dilakukan, baik oleh Pemerintah Pusat maupun pemda setempat. Antara lain, membentuk posko penanggulangan banjir di setiap wilayah yang terendam banjir, bantuan makanan dan obat-obatan, perbaikan jalan di lokasi longsoran dan di adakannya penyuluhan oleh Dinas Peternakan Indragiri Hulu mengenai penyakit ternak.
Pemerintah pusat melalui Dep. Kimpraswil melakukan pendataan parasarana dan sarana yang rusak akibat banjir tersebut. Pendataan dilakukan, karena nantinya perlu ditentukan prasarana dan sarana apa saja yang akan dilakukan tindakan permanen dengan mengusulkan pembiayaannya pada tahun 2003 ini atau bersumber dari pembiayaan lainnya.
Selain itu juga dilakukan pemasangan rambu-rambu di jalan-jalan yang rusak parah atau berlobang, baik dengan balok kayu maupun dengan alat-alat yang lainnya. Tidakan ini sangat membantu pengguna jalan, agar tidak terperosok ke tempat tersebut.
Dua unit speedboat bantuan Brimob Polda Riau telah digunakan untuk mengevakuasi penduduk yang terjebak banjir di Desa Langgam, Kec. Rengat. Juga Satlak Bencana Banjir Kab. Pelalawan telah menyediakan tiga tenda darurat yang dapat berfungsi menampung para pengungsi..**(tooy)