Rincian Majalah Kiprah

Menjaga Habitat Dunia Menjadi Layak Huni - Volume 83/Tahun XVII/Edisi Februari 2017

Menjaga Habitat Dunia Menjadi Layak Huni

Volume

Volume 83/Tahun XVII/Edisi Februari 2017

Tahun

2017

Saat ini Pemerintah telah memulai perencanaan konsep mewujudkan hunian layak dan terjangkau, dimana Pemerintah pun menyusun strategi demi mengurangi dampak dari arus urbanisasi yang semakin meningkat. Dalam KIPRAH edisi Hari Habitat ini, mengulas berbagai hal terkait upaya terwujudnya Hunian Layak dan Terjangkau di Indonesia oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan...

scan untuk baca online
bagikan:
statistik:
1,029 dikunjungi
125 dibaca
18 diunduh

Saat ini Pemerintah telah memulai perencanaan konsep mewujudkan hunian layak dan terjangkau, dimana Pemerintah pun menyusun strategi demi mengurangi dampak dari arus urbanisasi yang semakin meningkat. Dalam KIPRAH edisi Hari Habitat ini, mengulas berbagai hal terkait upaya terwujudnya Hunian Layak dan Terjangkau di Indonesia oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya. Menurut Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah harus terjalin kuat demi mengantisipasi dampak urbanisasi. Tujuan utamanya ialah untuk bersama-sama mewujudkan perkotaan yang layak huni berdasarkan konsep pembangunan inovatif, kreatif, dan terpadu sesuai dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW).

Ada beberapa upaya yang dinilainya menjadi kunci untuk menjawab tantangan tersebut. “Upaya tersebut yaitu melalui peningkatan layanan infrastruktur dasar pemukiman, air minum dan sanitasi layak,” kata Basuki. Terkait itu, Kementerian PUPR menggelar Peringatan Hari Habitat Dunia 2017 dengan tema “Mewujudkan Rumah yang Terjangkau” dan Hari Kota Dunia (HKD) 2017 yang bertema “Inovasi Kepemerintahan Menuju Terwujudnya Kota Bagi Semua”. Kementerian PUPR terus memacu pembangunan rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Salah satunya ialah dengan mendorong para pengembang untuk lebih aktif dalam membangun rumah bersubsidi dalam Program Satu Juta Rumah. Basuki memaparkan, ketersediaan rumah layak huni dan terjangkau di perkotaan menjadi tantangan yang dihadapi kota-kota di Indonesia.

Simak pula hal terkait Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), yang merupakan bagian dari program 100-0-100, yakni 100 persen ketersediaan air bersih, 0 persen kawasan kumuh dan 100 persen ketersediaan akses sanitasi sehat. Dipaparkan pula perkembangan program Ditjen Cipta Karya terkait Upaya terwujudnya Kota Cerdas, yaitu Sanitasi
Berbasis Masyarakat (Sanimas), Pengembangan Infrastruktur Sosial dan Ekonomi Wilayah (PISEW), SDG’s (Sustainable Development Goals) pembangunan berkelanjutan). Selain itu, bagaimana kesigapan Kementerian PUPR dalam menangani bencana alam, seperti melakukan pendistribusian berbagai perlengkapan air minum untuk membantu memenuhi kebutuhan air bersih dan sanitasi para pengungsi akibat meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Agung di Bali dapat dilihat pada rubrik Aktualita. Pada rubrik yang sama, ditampilkan pula bagaimana prestasi Kementerian PUPR meraih penghargaan Konservasi Energi diraih pada acara Anugerah Energi Lestari 2017 yang di gelar oleh Majalah GATRA.

Simak bagaimana kinerja Ditjen Cipta Karya dalam dua tahun siap meresmikan berbagai infrastruktur, terkait Pos Perbatasan, Kawasan Strategis, Kawasan Hijau, berbagai Tempat Pengelolaan Sampah Terpadau (TPST) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) diberbagai kota, dan penyediaan air minum melalui peningkatan kapasitas Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Seberapa besar upaya pemerintah mewujudkan Kota Cerdas tidak akan dengan mudah terwujud tanpa adanya dukungan langsung dari Masyarakat. Mari bersama bahu membahu wujudkan Kota Layak Huni di Indonesia. Salam Infrastruktur.

Masuk atau daftar untuk menulis komentar