SEMINAR SEHARI HAD 2011 DI ITB
SEMINAR SEHARI HAD 2011 DI ITB
Dalam rangka Hari Air Dunia (World Water Day) 2011, Institut Teknologi Bandung (ITB) Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB), dan Kelompok Keahlian Teknologi Pengelolaan Lingkungan mengadakan seminar sehari "Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu dan Berkelanjutan dalam Rangka Adaptasi Perubahan Sistem Iklim Global", di ITB, Bandung (25/3/11). Tema untuk HAD tahun ini adalah Air untuk Perkotaan (Water for Cities). Acara ini dihadiri oleh Kepala BBWS Citarum. Hasanudin, Sekretaris Daerah Jabar, Lex Laksamana, Wakil Rektor ITB, Hasanudin Zainal Abidin, kalangan akademisi dan para pemerhati sumber daya air.
Seminar yang dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor ITB, HasanudinZainal Abidin, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pemerintah dan masyarakat tentang pemanasan global dan dampaknya terhadap sistem hidrologis dan pengelolaan sumber daya air terpadu dan berkelanjutan. Selain itu, untuk meningkatkan kerjasama antara Kelompok Keahlian Teknologi Pengelolaan Lingkungan (KK TPL) ITB, pemerintah, dan masyarakat dalam usaha adaptasi terhadap pemanasan sistem iklim global, terutama dalam pengelolaan sumber daya air terpadu dan berkelanjutan.
Saat ini jumlah penduduk di perkotaan semakin meningkat, dimana kehidupan perkotaan menjadi semakin suram karena 1/3 penduduk perkotaan tinggal tanpa air bersih sehingga meningkatkan kawasan kumuh perkotaan. Pengelolaan air kedepan akan menjadi tantangan tersendiri untuk semua pemangku kepentingan. Oleh karena itu harus terus diupayakan penyediaan air bersih yang terjangkau bagi masyarakat miskin dan penggunaan air yang efisien harus diterapkan bersama-sama, jelas Sekda Jabar, Lex Laksamana mewakili Gubernur Jabar.
Saat musim penghujan sering terjadi banjir dan saat kemarau tidak ada air. Pada musim kemarau terdapat 17 miliar meter kubik, namun akar pohon hanya dapat menyerap 8 miliar meter kubik. Ditambah lagi dengan pencemaran udara di perkotaan dan di pegunungan. Untuk itu sudah saatnya manusia harus ramah lingkungan dan memperhatikan masa depan.
Karena keterkaitan yang kompleks antar sistem-sistem alam, pemanasan sistem iklim global pada akhirnya akan mempengaruhi sistem-sistem fisik dan biologis alam global, regional, dan lokal. Manusia pun secara logis akan terpengaruh oleh perubahan-perubahan sistem alam tersebut. Perubahan-perubahan dalam sistem hidrologis daratan global, regional, dan lokal adalah merupakan konsekuensi logis dari pemananasan sistem iklim global. Studi-studi menunjukkan bahwa perubahan-perubahan tersebut dapat diamati melalui perubahan karakteristik air limpasan, suhu air dan kualitas air. Perubahan permukaan laut yang merupakan salah satu pembatas dalam aliran air permukaan dari hulu ke hilir juga akan mempengaruhi sistem hidrologis lokal dan regional.
Perubahan dalam sistem hidrologis daratan akibat pemanasan sistem iklim global tentunya akan mempengaruhi pengelolaan sumber daya air terpadu secara umum dan akan berpengaruh pada ketersediaan air tanah dan permukaan untuk kebutuhan-kebutuhan perkotaan, pertanian, energi dan perindustrian. Akibatnya infrastruktur, perkotaan misalnya, harus dikaji ulang dalam pengadaan maupun pengoperasian dan pemeliharaannya.
Menurut Kepala BBWS Citarum, Hasanudin, perubahan iklim menjadi perhatian bersama dimulai dari perencanaan sampai dengan operasi dan pemeliharaannya. Perubahan iklim menjadi suatu parameter pembangunan di Jawa Barat. Banjir yang berasal dari sungai merupakan salah satu akibat dari pemanasan global. Ada empat sungai di Jawa Barat seperti sungai Ciliwung, Citarum, Citanduy, dan Cimanuk, yang sering meluap sehingga menyebabkan terjadinya banjir dan sudah terjadi berkali-kali serta tidak terduga.
Sejalan dengan kebijakan nasional-provinsi-kabupaten/kota dilakukan dua upaya untuk melakukan strategi yang sudah direncanakan, yaitu upaya mitigasi dan upaya adaptasi. Upaya mitigasi antara lain, konservasi hutan dan rehabilitasi lahan, mengurangi konsumsi energi. Upaya adaptasi antara lain menyusun regualasi dan mengembangkan teknologi berupa adaptasi dengan perubahan iklim, perubahan sosial dan budaya termasuk kondisi tata guna lahan. (SDA-sr)
Pusat Komunikasi Publik
280311
Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR
Facebook: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Twitter: @kemenpu
Instagram: kemenpupr
Youtube: kemenpu
#SigapMembangunNegeri