SAMPAH MASIH MENJADI KENDALA DI PERKOTAAN

SAMPAH MASIH MENJADI KENDALA DI PERKOTAAN

19870 Print

SAMPAHMASIH MENJADI KENDALA DI PERKOTAAN

Daerah-daerahperkotaan di Indonesia masih menghadapi masalah di bidang persampahan. Dikota-kota besar muncul NIMBY (Not in My Back Yard) Syndrome yaknimenganggap sampah bukan urusannya lagi jika sudah berada di luar rumahnya. Suatusikap yang kurang peduli akan keberadaan sampah. Selain itu, masalah sampah diperkotaan adalah timbulan sampah semakin besar, keterbatasan dana, sistemmanajemen yang belum menunjang, lemahnya pengaturan, lemahnya kesadaranmasyarakat. Demikian dikatakan Kasubdit Wilayah Barat II Ditjen Tata Perkotaandan Tata Perdesaan Bambang Purwanto, MSc kepada wartawan di ruang kerjanya,Senin (23/8).

Mengenaimasalah dana, sebagai perkiraan, untuk membangun tempat pembuangan sampah yanghanya di kota berpenduduk 250 ribu jiwa, diperlukan dana investasi sekitar Rp 23miliar per tahunnya dan biaya operasi pemerliharaannya (OM) sebesar Rp 3 Miliar,apalagi di kota-kota besar dan padat, seperti Jakarta akan lebih dari jumlah itu.Dana sebesar itu untuk pengadaan lahan, penyediaan alat berat, konstruksiTempat Pembuangan Akhir (TPA), dan operasi, serta pemberian gaji/upah karyawan,tambah Bambang.

Dilainpihak, dana yang dikeluarkan Pemerintah Daerah (Pemda) sangat terbatas dalammengatasi dan mengelola sampah. Faktanya, hampir sebagian besar Pemda hanyamengalokasikan 10% dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Padahalidealnya itu 30% dari APBD, sedang sisanya dari retribusi, tegas Bambang.Sedangkan untuk pengelolaan sampah Bambang mengatakan dana yang dibutuhkan untukmengelola sampah dalam jangka waktu sepuluh tahun itu dibutuhkan Rp 10 ribu pertahun/meter kubik atau Rp 90 ribu per orang per tahun.

Mengenaimasalah peraturan, Bambang menilai Peraturan Daerah mengenai pengelolaan sampahmemang dinilai kurang tegas. Karena belum semua pemerintah daerah,mengoptimalkan dana dari masyarakat untuk sampah. Jika sampah dikelolasedikit demi sedikit, pasti akan lebih mudah daripada mengelola timbunan sampahyang banyak, katanya.

Sebagaisolusi pengelolaan sampah yang baik, dapat ditiru daerah-daerah yang telahberhasil dalam mengelola sampah Bambang mencontohkan daerah yang berhasiltersebut, Banjarsari Jakarta Selatan atau Daerah Cibangkong Bandung. Perantokoh masyarakat di daerah tersebut sangat penting dalam pengelolaansampah,ujar Bambang. Di Pakanbaru tiap camat diberi otonomi untuk mengelolasampahnya sendiri, tambahnya.

Solusilainnya untuk pengelolaan sampah dapat pula dilakukan tiga R (Reuse, Recycle,Reduce). Yaitu pertama, dengan menggunakan kembali sampah organik menjadi kompos.Kedua, melakukan daur ulang sampah. Ketiga, dengan mengurangi sampah tersebut.Bambang memambahkan, dalam mengelola sampah yang penting harus dimulai dari dirikita masing-masing. Pendidikan mengenai sampah harus dimulai dari sejakbalita,kata Bambang. (Lis)

Pusdatin

230804

 

 

 

 

 

 

 

Apakah informasi di atas cukup membantu?

Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR
Facebook: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Twitter: @kemenpu
Instagram: kemenpupr
Youtube: kemenpu
#SigapMembangunNegeri

Berita Terkait