PENGEMBANGAN SPAM PERLU PENINGKATAN KUALITAS KEBIJAKAN & STR
PENGEMBANGAN SPAM PERLU PENINGKATAN KUALITAS KEBIJAKAN & STRATEGI
Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum (PU) Budi Yuwono Prawirosudirdjo menegaskan perlunya peningkatan kualitas dalam pelaksanaan kebijakan dan strategi pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Hal tersebut menjadi semakin krusial mengingat daya dukung air baku yang semakin terbatas, masih rendahnya cakupan pelayanan air minum, serta tingginya tingkat kehilangan air.
Dalam rangka pelaksanaan kebijakan dan strategi pengembangan SPAM, kita perlu meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara konsisten dan bertahap, kata Budi Yuwono dalam acara Rapat Koordinasi I Pelaksanaan Program Pengembangan SPAM Ibu Kota Kecamatan (IKK) di Jakarta, Senin (8/6). Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Cipta Karya meminta adanya peningkatan cakupan pelayanan air minum nasional yang selama ini masih rendah, yaitu 24 persen (45 persen di perkotaan dan 10 persen di perdesaan).
Ia juga menegaskan pentingnya usaha untuk menurunkan tingkat kehilangan air yang masih tinggi (37 persen) melalui perbaikan dan rehabilitasi. Selain itu, pembangunan dan pengembangan SPAM perlu diprioritaskan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Budi Yuwono menambahkan, hal lain yang tidak kalah penting adalah meningkatkan alokasi dana pembangunan SPAM melalui alternatif sumber dan pola pembiayaan. Hal ini perlu dibarengi dengan usaha-usaha untuk memperkuat kemampuan finansial PDAM. Sementara itu, dari segi regulasi, fungsi regulator dan operator perlu diperkuat dalam penyelenggaraan SPAM.
Pengembangan SPAM memiliki panduan yaitu PP (Peraturan Pemerintah-Red) Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan SPAM yang ditindaklanjuti dengan Permen (Peraturan Menteri-Red) PU Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM, katanya.
Pengembangan SPAM juga harus didukung peningkatan penyediaan air baku untuk kebutuhan air minum. Dirjen Cipta Karya mengatakan, upaya tersebut akan menjadi pekerjaan yang tidak mudah karena semakin terbatasnya jumlah air baku dan meningkatnya pencemaran air.
Dirjen Cipta Karya mencontohkan tingkat pencemaran air baku di Jawa yang sudah mencapai 72 persen. Penanganan masalah air baku juga mesti memperhatikan peningkatan pengelolaan Sumber Daya Air, terutama yang berbasis wilayah sungai. Oleh karena itu, diperlukan peran serta dari masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan SPAM.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Air Minum Ditjen Cipta Karya Departemen PU Tamin Zakaria Amin mengatakan pembangunan SPAM di IKK dan desa-desa akan diprioritaskan pada 600 IKK rawan air dari sejumlah 1.400 IKK yang belum memiliki sistem perpipaan.
Tamin menambahkan, tantangan pengembangan SPAM IKK adalah adanya kesenjangan antara realisasi dengan target dalam peningkatan kapasitas dan cakupan air minum. Gap peningkatan kapasitas penyediaan air minum mencapai 6.174 liter per detik sedangkan gap peningkatan cakupan mencapai 13.283.398 jiwa.
Sementara itu, Inspektur Jenderal (Irjen) Departemen PU Mochamad Basuki Hadimoeljono menekankan perlunya aspek pengendalian dalam pengembangan SPAM. Menurutnya, setiap kegiatan dalam penyelenggaraan negara termasuk SPAM- harus mengacu kepada PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
Irjen Departemen PU mengatakan pelaksanaan pengendalian adalah untuk menciptakan kegiatan yang efektif dan efisien. Hal tersebut tecermin antara lain dalam pengalokasian sumber daya secara tepat, laporan keuangan yang BAL (benar, akurat, dan lengkap), pencatatan setiap kegiatan dengan cermat, serta pengelolaan aset secara teliti.
Oleh karena itu, setiap unsur pelaksana kegiatan di lapangan perlu meningkatkan integritas dan etika, menciptakan kepemimpinan yang kondusif, serta menjaga hubungan kerja yang baik. (ifn)
Pusat Komunikasi Publik
080609
Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR
Facebook: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Twitter: @kemenpu
Instagram: kemenpupr
Youtube: kemenpu
#SigapMembangunNegeri