H -15 Jalan Ciregol Sudah Diaspal & Siap Dilewati

H -15 Jalan Ciregol Sudah Diaspal & Siap Dilewati

10232 Print

Brebes – Terjadi kelongsoran pada lereng badan jalan ruas Prupuk – Bumiayu di Jalur Ciregol yang terjadi pada awal 2011. Jenis kelongsoran yang terjadi adalah multiple sliding yakni longsor yang tidak hanya terjadi pada satu titik yang membentuk translasi. Penyelidikan longsoran telah dilakukan oleh Balitbang Geologi Kementerian PU dengan rekomendasi penurunan grade (tanjakan) dan penguatan tebing. Berdasarkan kondisi yang ada saat ini, bahwa keberadaan ruas Ciregol merupakan jalur yang sangat padat dan vital dilalui oleh kendaraan. Hingga kemarin, antrean kendaraan yang akan melintas tanjakan Ciregol masih terjadi. Kendaraan yang melintas harus bergantian satu persatu. Bahkan, pada Minggu malam (1/7), kendaraan dari arah Purwokerto mengalami antrean pajang hingga lima kilometer. Kondisi tersebut bisa tambah parah mengingat penambahan kouta kendaraan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Beberapa pekerjaan telah dan sedang ditangani oleh Ditjen Bina Marga. Penanganan yang dilakukan adalah dengan target penurunan kelandaian permukaan jalan sepanjang 500 meter dengan kemiringan memanjang jalan awal (Existing) sebesar 12% direncanakan menjadi 5%. Untuk melaksanakan penangan penurunan grade tersebut diperlukan lahan untuk pembentukan lereng. Lereng yang akan diturunkan merupakan milik Perhutani. Binamarga Kementerian PU sudah mengajukan izin kepada Perhutani seperti yang disampaikan oleh Dirjen Binamarga Djoko Murjanto, “Kami telah melayangkan surat ijin Pemangkasan Lereng lahan Perhutani kepada Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Kehutanan tanggal 5 Mei 2011. Namun sampai dengan akhir Juni 2012 belum ada tanggapan.” Langkah lain yang dilakukan Ditjen Bina Marga untuk mempercepat penangan di Ciregol adalah dengan melakukan koordinasi dengan BBWS Pemali Juana. Dari koordinasi tersebut tindak lanjut yang akan dilakukan adalah pemotongan tanah pada area mahkota longsoran yang berbentuk V yang merupakan tempat konsentrasi air. Diharapkan melalui pemotongan tersebut selain mengurangi beban juga dapat mengurangi infiltrasi air. Untuk memproteksi kaki lereng akibat gerusan air sungai bila memungkinkan akan dipasang konstruksi krib beronjong. Badan Geologi Bandung Kementerian ESDM pun turut memberikan masukan bagi Ditjen Binamarga. Kementerian ESDM merekomendasikan untuk dilakukan relokasi atau pemindahan trase dari Desa Kutamendala ke Desa Linggapura ± 6 KM ( jalan yg dilewati sekarang ±5 KM ). Akan tetapi, rekomendasi ini memerlukan pembebasan lahan milik masyarakat. Tidak hanya masalah pembebasan lahan, kendala dari faktor biaya dan keterbatasan waktu pun menjadi kendala dalam pemindahan trase jalur Ciregol. Perlu diketahui bahwa pembebasan lahanmilik masyarakat membutuhkan biaya sekitar 12 miliar Rupiah dan Pekerjaan KonstruksiPeningkatan struktur jalansekitar 39 Miliar Rupiah. Total biaya diperkirakan berada di angka 51 miliar untuk Ruas Ciregol saja. Sampai saat ini, tindakan yang dilakukan yakni pembatasan Jalan satu lajur (bergantian 2 arah) sepanjang ± 500 m. Selanjutnya, setelah berkoordinasi dengan pihak Perhubungan, perlu adanya pembatasan muatan kendaraan yang melewati jalur Prupuk – Bumiayu. (infokom BM)

Apakah informasi di atas cukup membantu?

Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR
Facebook: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Twitter: @kemenpu
Instagram: kemenpupr
Youtube: kemenpu
#SigapMembangunNegeri

Berita Terkait